Bahkan yang setulus pohon, meskipun sudah memberi oksigen, keteduhan, kayu bakar, daun, bunga, buah-buahan, pada masanya akan ditebang juga.
Namun, meskipun pohon itu ditebang, ia tidak pernah berhenti memberi. Dari kayunya, manusia bisa membuat rumah, perabotan, atau api untuk memasak atau sekedar untuk menghangatkan diri. Bahkan setelah pohon itu tidak lagi berdiri, ia tetap memberikan manfaat.
Dari pohon kita belajar bahwa ketulusan dan kebaikan tidak pernah sia-sia, meskipun terkadang kita merasa kehilangan atau tidak dihargai. Namun apa yang kita berikan dari hati, akan tetap hidup dan memberi makna, bahkan setelah kita mati.
Pohon yang ditebang juga sering menjadi benih bagi kehidupan baru-membuka ruang bagi bibit-bibit baru untuk tumbuh, melanjutkan siklus kehidupan. Yang artinya, kesabaran dan ketulusan kita bisa menjadi warisan yang terus hidup, meski mungkin kita sendiri sudah tidak hidup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H