Kehidupan kita di dunia hanyalah tamu. Karena tamu, maka kehadiran kita hanyalah sementara. Kaya atau miskin hanyalah sementara. Segala kejayaan atau kegagalan hanyalah sekian puluh tahun. Jabatan, kedudukan, popularitas dan kemuliaan tidak selamanya.
Tidak ada yang menjadi bapak atau ibu selamanya. Tidak ada suami atau isteri yang abadi. Tidak ada presiden atau raja selamanya. Tidak ada direktur atau manager yang abadi, sebab kita semua hanya tamu. Karena tamu, begitu waktunya tiba, kita semua harus beranjak pergi.
Semua harta benda, emas permata, rumah dan kendaraan hanyalah pinjaman. Walaupun semua aset adalah hasil jerih payah keringat kita. Walaupun kita mempunyai surat kepemilikan yang sah dan semua harta benda atas nama kita secara hukum. Namun semuanya hanyalah kepemilikan sementara, hanyalah pinjaman!!
Karena pinjaman, begitu waktunya tiba, harus dikembalikan. Semua yang ada di badan kita, yang terkalung di leher, terselip di jari, yang dikenakan di pergelangan tangan, yang tersimpan di saku, tersimpan di lemari besi, semua harus dikembalikan sama seperti ketika kita belum memilikinya!
"Ketika lahir dua tangan kita kosong, ketika meninggal kedua tangan kita juga kosong."Â Waktu datang kita tidak membawa apa-apa, waktu pergi kita juga tidak membawa apapun.
Jangan sombong karena kaya dan berkedudukan, jangan minder karena miskin dan hina, bukankah kita semua hanyalah tamu dan semua milik kita hanyalah pinjaman!
TETAPLAH RENDAH HATI seberapapun tinggi kedudukan kita. TETAPLAH PERCAYA DIRI seberapapun kekurangan kita. Hanya satu kepunyaan kita yang bukan pinjaman yaitu amal perbuatan. Semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamiin....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H