Mohon tunggu...
Mochamad Arsad Ibrahim
Mochamad Arsad Ibrahim Mohon Tunggu... Guru - Guru
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

UPTD SDN 1 Sukajadi Pondoksalam_MDTA Baiturrohman Pasawahan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cahaya di Malam Jumat

7 November 2024   17:55 Diperbarui: 7 November 2024   18:03 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam Jumat tiba, udara terasa lebih sejuk menembus kulit. Di sebuah masjid kecil di pinggiran kota, para jamaah sudah mulai berdatangan. Mereka duduk melingkar, matanya berbinar penuh harap. Malam ini, mereka akan bersama-sama membaca maulid Nabi Muhammad Sholallahu alaihi wassalam.

Setiap kali malam Jumat tiba, masjid ini selalu ramai. Para jamaah datang dari berbagai latar belakang, namun mereka memiliki satu kesamaan: kecintaan yang mendalam kepada Nabi Muhammad Sholallahu alaihi wassalam. Mereka percaya bahwa malam Jumat adalah malam yang istimewa, malam di mana doa-doa lebih mudah dikabulkan.

Suara adzan berkumandang, mengundang para jamaah untuk menunaikan shalat Isya berjamaah. Setelah shalat, suasana menjadi khusyuk. Seorang ustadz memulai pembacaan maulid. Suara merdunya mengalun indah, membuai hati para pendengar. Lirik-lirik maulid yang menceritakan tentang kehidupan Nabi Muhammad SAW mengalir lembut, menyentuh sanubari setiap orang yang hadir.

Setiap bait yang dibaca, seakan membawa para jamaah kembali ke masa lalu. Mereka membayangkan bagaimana Nabi Muhammad SAW hidup, berjuang, dan menyebarkan Islam. Hati mereka dipenuhi rasa kagum dan cinta kepada Rasulullah.

Di tengah pembacaan maulid, seorang pemuda bernama Ahmad terkenang akan dosa-dosanya. Air matanya mengalir deras. Ia merasa sangat kecil dan tidak berarti di hadapan kebesaran Nabi Muhammad  Sholallahu alaihi wassalam. Namun, ia juga merasa sangat beruntung karena telah menjadi umat Nabi.

"Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku. Saya ingin menjadi hamba-Mu yang taat seperti Nabi Muhammad  Sholallahu alaihi wassalam," lirih Ahmad dalam hati.

Pembacaan maulid terus berlanjut hingga larut malam. Ketika selesai, suasana menjadi haru. Para jamaah saling berpelukan dan mengucapkan salam. Mereka merasa tenang dan damai setelah mendengarkan kisah Nabi Muhammad Sholallahu alaihi wassalam.

Seorang nenek tua berkata, "Malam ini hatiku terasa sangat lapang. Seolah-olah aku sedang berada di surga bersama Rasulullah."

Perkataan nenek itu diamini oleh semua yang hadir. Mereka sepakat bahwa malam Jumat yang mereka habiskan bersama-sama adalah malam yang tak terlupakan.

Pesan Moral:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun