Para semut tahu, jika mereka baru bergerak saat pasukan berkuda itu sudah di depan mata, tentu tak bermanfaat lagi. Kaki-kaki kekar dari barisan kuda pastilah akan menginjak-injak mereka karena terlambat untuk bertindak.Â
Ketiga, tentang mahluk Allah yang mengetahui kapasitas dirinya hanya sebagai seekor semut. Ketika pasukan berkuda mendekati, mereka tahu bahwa bersembunyi di sarang adalah ikhtiar terbaik untuk menyelamatkan diri.Â
Tak ada gunanya menantang barisan berkuda jika mereka hanya semut. Karena setiap mahluk Allah diciptakan dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dan para semut itu ridha dengan bagian mereka.Â
Demikianlah keteladanan dari semut-semut pada zaman Nabi Sulaiman. Ribuan tahun berlalu, namun kisah ini tak lapuk oleh waktu. Bahkan semut (An-Naml) dijadikan sebagai salah satu nama surat dalam Al-Quran.
Di Hati hanya Allah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H