Di sekitar tugu, terdapat warung kecil yang menjual oleh-oleh khas Bonjol. Aku membeli kopi lokal dan keripik singkong pedas. Sambil menikmati kopi, aku duduk di bangku kayu, mengamati kehidupan sekitar. Semua orang terlihat santai, seolah waktu berjalan lebih lambat di sini.
Perjalanan dilanjutkan ke Benteng Tuanku Imam Bonjol. Tempat ini mengajarkanku tentang perjuangan masa lalu. Aku berjalan perlahan di sekitar benteng, membayangkan bagaimana para pejuang bertahan di tempat ini. Udara segar dan pemandangan hijau di sekitar benteng membuatku semakin menghargai keindahan yang ada di kampung ini.
Sore harinya, kami kembali ke rumah nenek. Aku duduk di beranda, menikmati angin sepoi-sepoi sambil membaca buku. Di kampung, tidak ada tekanan untuk selalu produktif atau mengikuti jadwal ketat. Waktu terasa berjalan lebih tenang, memberikan ruang untuk merenung dan menghargai kehidupan.
Malam ini, setelah makan malam, aku berbincang lagi dengan nenek. Nenek bercerita tentang bagaimana orang-orang di kampung selalu menjaga keseimbangan antara kerja keras dan menikmati hidup. "Hidup itu harus dinikmati, jangan terlalu terburu-buru," kata nenek.
24 Desember 2024
Hari terakhir di Bonjol. Sebelum pulang, aku menyempatkan diri berjalan-jalan di sekitar kampung. Aku mengunjungi sawah, kebun kopi, dan pasar kecil. Setiap tempat menyimpan cerita tentang kesederhanaan dan harmoni antara manusia dan alam.
Pukul 09.00 WIB, kami berpamitan dengan nenek dan Atuk. Nenek menitipkan beberapa makanan khas untuk kami bawa pulang. Perjalanan pulang terasa berbeda; aku merasa lebih rileks, seolah energi positif kampung ini telah mengisi pikiranku.
Bonjol bukan hanya tentang sejarah atau keindahan alamnya, tetapi juga tentang cara hidup yang perlahan, penuh kesadaran, dan rasa syukur. Aku berjanji untuk kembali ke sini suatu hari nanti, bukan hanya untuk bertemu keluarga, tetapi juga untuk kembali belajar tentang makna slow living.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI