Mohon tunggu...
Puspita Wasita
Puspita Wasita Mohon Tunggu... -

Alumni Psy U.I -Jakarta Pensiunan PLN Wil 13 Semarang Istri pensiunan PNS Deptan Dirjenkan Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sendiri Itu Hebat

4 Februari 2019   06:41 Diperbarui: 4 Februari 2019   06:58 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Aku tergelitik dengan judul tulisanku sendiri , kenapa aku membuat judul seperti ini ? mungkin ini semua karena sesuai mood saat sekarang, saat sedang menulis.

Aku baru satu setengah tahun ditinggal suami tercinta. Suamiku sakit kronis dan aku merawatnya tidak kurang selama 15 tahun. Terasa hebat . Istri yang perkasa. Umurku masih relatif muda , aku sudah diberikan ujian oleh Allah swt , diberikan sakit kronis pada suamiku. 

Sakit gagal ginjal sampe cuci darah , membutuhkan waktu 15 tahun.  Aku betul betul terpasung oleh mesin cuci darah. Tapi aku bahagia dan iklas merawat suami tercinta.

Sejarah perkenalan kami mulai dari SLTA , terus ke masa kuliah dan langsung menikah. Jadi bukan waktu yang sebentar kami berkenalan. Sangat lama. Cinta kamipun sangat dalam, berkarat malah. Tidak bisa digantikan. Betul ini bukan gombal.

Masa mudaku terlewati begitu saja , tidak terasa tahu2 sudah tua. SubhanaAllah...kemana saja aku selama ini ?

Sekarang saat setelah ditinggal suami aku baru merasakan indahnya pegunungan , asyiknya deburan ombak dilaut bagaikan menyapaku , kemana saja kau selama ini ? aku sampe menangis, aku terharu ingat waktruku yang hilang, juga  ingat suamiku tersayang , aku tidak menyesal telah kehilangan masa mudaku selama 15 tahun karena harus focus merawat suamiku tercinta.

Aku mulai bersosialisasi . Dengan alumni2 apa saja , apakah alumni pensiunan kantor , apakah alumni kampus, alumni SLTA, dsb..dsb..

Aku baru merasakan bahwa terbahak itu sehat. Aku baru tahu bahwa wajahku tidak buruk , setelah banyak teman2 mengatakan bahwa aku awet muda dan masih mempesona.  Waduh...rasanya terlalu lebay ucapan itu. 

Tapi setelah kupandangi diriku di cermin , aku melihat sosok wanita yang sudah tua, dengan mata sayu penuh derita tapi senyum itu masih terlihat sejuk.

Singkatnya beberapa teman SLTA , sesama pensiunan , ada yang memberi perhatian lebih padaku. Ini semua bentuk solidaritas dari sahabat2ku. Aku tidak pernah menganggap lebih dari itu. Tetapi semakin lama aku semakin butuh seseorang untuk teman ngobrol , teman curhat , teman mencari solusi dari beberapa masalah yang hadir dalam hidupku. 

Aku tidak bisa berpikir sendiri. Anak2ku sudah sibuk dengan hidupnya sendiri. Aku sering merasa pedih dengan kondisi ini. Menjadi cengeng , lemah , hilang ketegaranku. hiks.....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun