Mohon tunggu...
Agung Setiawan
Agung Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Agung Setiawan

Mahasiswa UIN Walisongo Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Batik Tulis Khas Desa Selopuro, Lasem

24 Februari 2022   08:53 Diperbarui: 24 Februari 2022   09:00 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BATIK TULIS KHAS DESA SELOPURO, LASEM, REMBANG

 

Batik tulis adalah salah satu jenis hasil proses produksi batik yang teknis pembuatan motifnya langsung ditulis secara manual. Pada tanggal 26 Januari 2022 kelompok 01 mahasiswa KKN MIT DR 13 UIN walisongo Semarang mengunjungi salah satu tempat pembuatan batik tulis yang letaknya di Desa Selopuro, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang.

Batik tulis cap “Kidang Kencana” adalah salah satu tempat yang memproduksi pembuatan batik yang terdapat di desa Selopuro, Lasem, Rembang. Tempat tersebut sudah berdiri sejak tahun 1990. Pendirinya Bernama Bapak Fathur Rohim. Beliau mendirikan usaha tersebut secara turun temurun mulai dari orang tuanya. Beliau juga merupakan generasi ke dua yang meneruskan usaha tersebut setelah orang tuanya. Selain itu, karyawan yang bekerja dengan beliau berjmlah sekitar 200 orang lebih yang mempunyai tugas berbeda-beda. Mulai dari pembuatan pola, menggambar menggunakan malam, penglorotan, pewarnaan hingga sampai pada proses ahir.

Dalam pembuatan batik tersebut, beliau juga sangat mengedepankan dan memperhatikan kwalitas, motif, serta keaslian dari batik tulis. Hal itu di karenakan beliau ingin mempertahankan apa yang sudah di wariskan oleh leluhurnya terutama oleh orang tuanya. Beberapa motif batikpun juga sudah beliau buat dalam produksinya. Baik yang sudah di patenkan maupun yang biasa. Berikut adalah beberapa nama motif batik yang sudah beliau desain di antaranya:

  • Sekar Jagad
  • Kandara Kendiri
  • Sido Mukti
  • Lok Can
  • Kawung, dan lain sebagainya.

Dalam proses pembuatan batik tersebut beliau masih menggunakan cara manual. Proses yang pertama adalah memola/mendesain/membuat pola, setelah itu kain yang akan di buat batik di berikan isen-isen, kemudian di terusi dari bagian belakang kain. Setelah proses tersebut, proses yang selanjutnya adalah di tembok/di blok, hal itu di lakukan supaya tidak terkena pewarna. Setelah teknik pengeblokkan, tekhnik yang selanjutnya yaitu proses pewarnaan yang pertama. Setelah pewarnaan, tekhnik yang selanjutnya yaitu penglorotan, setelah tekhnik penglorotan, warna yang masih kosong di warnai kembali dengan pewarna. Dalam proses pewarnaan yang di lakukan dalam pembuatan batik tulis terdapat tiga cara. Tekhnik yang pertama adalah tekhnik buka-tutup. Tekhnik yang ke dua adalah tumpang tindih. Dan yang terakhir adalah tekhnik coletan.

Pada proses pembuatan motif beliau selalu menggunakan inspirasi yang di dapat, selain dari inspirasi dalam pembuatan pola/motif terkadang beliau juga memodivikasi/mengkombinasikan antara pola/motif batik yang satu dengan motif batik yang lain sehingga muncul motif baru dan siap di implementasikan dalam proses pembuatan batik tulis tersebut. Dalam pengeluaran motif terbaru, beliau tidak mematok kapan waktu harus mengeluarkan motif baru. Akan tetapi ketika beliau menemukan inspirasi motif terbaru, maka saat itu pula beliau akan mengeluarkan motif tersebut. Motif-motif yang ada pada kain batik tersebut menggambarkan suatu makna dalam kehidupan-kehidupan masyarakat.

Beliau juga mengatakan bahwasanya dalam proses pembuatan batik kain yang di gunakan juga berbeda. Mulai dari kain yang agak kasar, menengah dan kain halus. Selain itu beliau juga menggunakan mori yang berbeda-beda di antaranya : mori biru, mori prima, mori primis dan mori campuris. Selain menggunakan mori beliau juga terkadang menggunakan kain sutra. Panjang rata-rata kain yang di gunakan adalah 2,7 meter untuk lebarnya berukuran 1,15 meter.

Dalam penjualan batik beliau mematok harga mulai dari 125.000 sampai dengan 7.500.000 tergantung tingkat kerumitan dan bahan yang di gunakan dalam proses produksinya. Untuk peminatnya sendiri mulai dari kalangan masyarakat biasa hingga kalangan pejabat tinggi. Dalam proses pengenalan batik tulis tersebut, beliau juga sudah mengikuti beberapa event yang di selenggarakan baik oleh individu, pemerintah maupun kelembagaan atau kepemilikan tertentu.

Batik Tulis merupakan kesenian yang banyak disukai oleh kalangan, salah satunya mentri atau desainer yang merupakan salah satu konsumen dari batik Tulis Lasem. Batik Tulis Lasem ini menjadi salah satu batik kebanggaan negara kita Indonesia dan batik Tulis Lasem sudah seharusnya menjadi warisan yang patut untuk dilestarikan karena batik banyak membawa prestasi yang mengharumkan negara Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun