Pandji Satria Wibowo, seorang Praktisi dan Pelatih NLPTM, diundang oleh Kelas Karyawan Universitas Pelita Harapan (UPH) untuk memberikan kiat sukses dalam mewujudkan resolusi tahun 2024 dengan kinerja unggul dan pola pikir yang berkembang. Seminar online tersebut berlangsung pada Kamis, 31 Januari 2024, dan diikuti oleh peserta individu maupun kelompok dari beragam wilayah, latar belakang budaya, dan tingkat pendidikan.Â
Pandji menguraikan konsep S-M-A-R-T Goals, sebuah teknik untuk merencanakan resolusi yang dikenal melalui karya George Doran yakni :
- Detail
Proses pembentukan resolusi yang detail melibatkan pengorganisasian berdasarkan pertanyaan-pertanyaan kunci seperti tujuan (what), pentingnya (why), pelaku yang terlibat (who), lokasi pencapaian (where), dan jangka waktu pencapaian (when).
- Dapat diukur
Susunan resolusi yang dapat diukur memungkinkan pemantauan progresnya hingga batas waktu tertentu, memastikan pencapaian tercapai dengan tepat sesuai target yang telah ditetapkan.
- Dapat dicapai
Perhatikanlah untuk merumuskan resolusi dengan tujuan yang realistis dan dapat tercapai, menghindari penetapan ekspektasi yang berlebihan. Sesuaikan dengan situasi, kemampuan, dan peluang yang tersedia.
- RelevanÂ
Resolusi yang dibuat relevan dengan tujuan jangka panjang yang telah ditetapkan.
- Batas waktu
memberikan batas waktu yang terdefinisi dan jadwal yang terstruktur agar tetap efektif dalam mencapai tujuan resolusi.
Pandji menjelaskan bahwa merencanakan resolusi kehidupan adalah penting dalam kehidupan manusia. Namun, yang lebih esensial adalah upaya manusia dalam menyelesaikan resolusi tersebut. Oleh karena itu, Pandji menyajikan 3 kiat untuk mencapai resolusi 2024. Berikut adalah 3 kiat yang disampaikannya:
1. Membangun Kembali Pola Pikir
Pandji, dalam Webinar Resolusi 2024, menguraikan kiat-kiat restrukturisasi pola pikir sebagai poin pertama. Dia mengindikasikan bahwa latar belakang individu, baik dari segi kehidupan, pendidikan, maupun pengalaman, menjadi penentu pola pikir terhadap berbagai aspek, termasuk penilaian terhadap kejadian, penanganan masalah, identifikasi peluang, dan kemampuan kepemimpinan. Â
Pandji menjelaskan mengenai konsep framing/reframing dalam pola pikir manusia, menyoroti bahwa setiap individu memiliki mindset tertentu saat menghadapi kejadian, masalah, peluang, atau interaksi dengan orang lain. Menurutnya, kejadian dapat dipersepsikan sebagai baik atau buruk tergantung pada cara individu memandangnya. Sama halnya, pandangan individu terhadap pekerjaan atau diri sendiri juga dapat dipengaruhi oleh cara berpikir tersebut. Sebagai contoh, karyawan yang berpikiran positif cenderung melihat penawaran pekerjaan dari atasan sebagai peluang, sementara yang berpikiran negatif cenderung melihatnya sebagai beban.Â
Pandji mendorong untuk membingkai diri sebagai individu yang sukses dan unggul. Menurutnya, cara pandang ini akan membimbing seseorang dalam meraih resolusi, termasuk tujuan dalam kehidupan, karier, dan pencapaian impian secara bertahap.
2. Penerapan metode pertumbuhan pola pikir dalam pekerjaan.Â
Pandji menyatakan bahwa pola pikir pertumbuhan adalah kemampuan untuk menerima kegagalan sebagai bagian dari proses pembelajaran. Konsep pola pikir pertumbuhan dan pola pikir tetap diperkenalkan oleh Profesor Carol Dweck dari Universitas Stanford. Pandji menekankan bahwa orang yang sukses menanggapi masalah dengan pola pikir pertumbuhan, melihatnya sebagai kesempatan untuk belajar, berbeda dengan pola pikir tetap yang menghambat pertumbuhan dan menolak untuk belajar dari kegagalan. Dia menyarankan untuk mengubah perspektif dari 'tidak bisa' menjadi 'belum bisa', menganggap kegagalan sebagai proses pembelajaran.
Dia juga menyarankan beberapa kegiatan yang dapat meningkatkan pola pikir pertumbuhan, termasuk:
- Membuat papan visi, rencana aksi, menyampaikan rasa syukur, dan melakukan refleksi harian.
- Meluangkan waktu untuk aktivitas pribadi seperti meditasi, doa, afirmasi, visualisasi, olahraga, dan latihan pernapasan.
- Menikmati waktu bersama keluarga dan teman-teman.
- Meningkatkan diri dengan membaca buku pengembangan diri, kepemimpinan, atau ilmu baru lainnya, serta mengikuti seminar/webinar, pelatihan, kursus online, atau kuliah.
Dia juga menekankan bahwa menerapkan pola pikir pertumbuhan di tempat kerja melibatkan bekerja dengan dedikasi penuh, melihat tantangan sebagai kesempatan untuk belajar, dan bersedia berpartisipasi dalam pembagian tugas.
3. Sikap Optimis Dalam Tim
Sikap positif dalam sebuah tim dapat menyebar dari satu individu ke individu lainnya, dimulai dari kesadaran individu untuk memancarkan sikap yang positif, seperti memberikan senyuman atau sapaan selamat pagi, menjaga konsistensi dalam perilaku dan kinerja, menunjukkan diri sebagai sumber solusi dan dukungan. Selain itu, menjadi teladan bagi anggota tim lainnya, menghindari pembicaraan yang tidak bermanfaat, dan mengurangi keluhan merupakan upaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang positif.
Demikianlah panduan untuk mencapai resolusi 2024 dan meraih kinerja unggul melalui konsep growing mindset. Selain itu, lengkapi diri Anda dengan pendidikan yang berkualitas. Bagi Anda yang saat ini telah berkarier, tingkatkan kualitas diri dengan mengambil pendidikan di UPH Kelas Karyawan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H