Mohon tunggu...
Kadek Udhani Paramita
Kadek Udhani Paramita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta angkatan 2023

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Baliho

27 November 2024   22:25 Diperbarui: 27 November 2024   22:31 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Baliho di Jalan Selokan Mataram, Yogyakarta/dok. pri


Baliho adalah salah satu media yang kerap digunakan untuk memasarkan sesuatu. Biasanya baliho memiliki tujuan untuk menginformasikan mengenai suatu produk atau event tertentu. Baliho yang berada di jalan raya yang ramai menjadi media yang populer untuk mempersuasi seseorang. Hal ini tidak luput dari penempatan baliho di jalanan yang ramai di Yogyakarta, seperti daerah Seturan, Condong Catur, Babarsari, dan Depok. Agensi periklanan kerap menggunakan baliho di sekitaran jalan daerah tersebut untuk memperkenalkan produk terbaru. Contohnya seperti dua baliho yang mempromosikan mengenai dua produk rokok yang berbeda. Kedua baliho ini dipasang di daerah Jalan Selokan Mataram. Penempatan baliho sudah sangat strategis karena daerah Selokan Mataram yang selalu ramai dan ukuran baliho yang besar juga membuat baliho semakin mudah untuk ditemukan dan dilihat. 

Baliho pertama merupakan baliho yang memasarkan produk rokok yang diproduksi oleh Gudang Garam Surya. Baliho tersebut memuat informasi mengenai harga, isi rokok dalam satu kemasan, tipe atau jenis rokok, dan peringatan mengenai bahaya merokok. Baliho kedua merupakan baliho yang memasarkan produk rokok dari Djarum La Ice. Baliho tersebut memuat tagline dari produk, nama produk, dan peringatan bahaya merokok.  

Teori integrasi informasi menyatakan bahwa mempengaruhi orang untuk memiliki sikap tertentu. Dalam hal ini, baliho merupakan media yang digunakan untuk memengaruhi seseorang untuk memiliki sikap tertentu terhadap produk yang dipasarkan melalui baliho. Teori ini juga menyatakan bahwa suatu informasi yang ditampilkan dapat mendukung apa yang sudah menjadi kepercayaan seseorang, sedangkan informasi dapat dipandang secara negatif apabila bertolak belakang dengan kepercayaan mereka. Dari kedua baliho yang memasarkan rokok tersebut, baliho rokok Surya memuat lebih banyak informasi daripada rokok La Ice. Hal ini dapat memengaruhi kredibilitas kepercayaan terhadap informasi, di baliho rokok Surya menampilkan harga yang direkomendasikan, namun apabila seseorang mempercayai bahwa itulah harga yang seharusnya dan ia mendapatkan harga yang lebih mahal, itu akan memengaruhi kepercayaan seseorang terhadap informasi yang disampaikan. Selanjutnya, kedua baliho sama-sama memuat mengenai peringatan bahaya merokok. Seperti yang disebutkan di atas informasi dapat mendukung atau membuat tidak setuju terhadap apa yang sudah menjadi kepercayaan seseorang. Jika pesan yang disampaikan di bahaya merokok bertentangan dengan kepercayaan seseorang, ia akan tetap mengonsumsi rokok meskipun sudah mengetahui bahaya yang ditimbulkan. Namun, jika seseorang tersebut menyadari bahaya yang ditimbulkan ini akan menghasilkan efek positif karena pesan tersebut mendukung kepercayaan yang dimiliki. 

Kampanye dan propaganda merupakan dua cara persuasi yang sering digunakan pada saat ini untuk memengaruhi persepsi publik terhadap suatu informasi. Kampanye memiliki tujuan untuk memengaruhi audiens agar bisa mencapai tujuan yang diinginkan, seperti mendukung atau membeli sebuah produk, memilih seseorang, atau melakukan sesuatu. Kedua baliho merupakan kampanye yang berorientasikan produk, yang bertujuan agar orang-orang membeli produk yang dipasarkan. Hierarchy of Effects yang disampaikan Lavidge dan Steiner, menyebutkan adanya tahapan seseorang untuk membeli sebuah produk.

1. Awareness, kedua baliho memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap produk dengan memasang baliho berukuran besar di jalanan yang ramai. 

2. Knowledge, baliho rokok Surya lebih mencantumkan informasi mengenai produk dengan menambahkan harga dan jumlah batang rokok dalam satu kemasan. Informasi ini dapat menjadi pertimbangan konsumen untuk membeli. Sedangkan rokok La Ice hanya berfokus pada tagline dan visual yang menggambarkan 'Ice' atau dingin. Hal tersebut tidak memuat banyak informasi untuk calon konsumen. 

3. Liking and Preferring, kedua baliho tidak memiliki fokus terhadap selebritis untuk memasarkan produknya. Namun, baliho rokok La Ice mencantumkan adanya orang yang sedang bersantai yang memungkinkan untuk memunculkan persepsi bahwa rokok tersebut adalah teman yang cocok untuk bersantai. 

4. Conviction and Purchase, konsumen yang merasa produk layak untuk dibeli akan melakukan pembelian, yang artinya tujuan baliho tersebut telah tercapai. Dari kedua baliho, rokok Surya Gudang Garam memiliki kemungkinan untuk dibeli yang lebih tinggi karena adanya informasi yang mendukung pembelian, sedangkan rokok La Ice Djarum tidak memiliki informasi yang mendukung pembelian. 

Sedangkan untuk positioning, kedua baliho menerapkan position by age. Kedua baliho menargetkan kelompok usia 18 tahun ke atas untuk memasarkan produknya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun