Salah satu tekhnik pembelajaran sosial emosional yang paling efektif digunakan adalah STOP yang terdiri dari 4 langkah yaitu Stop (berhenti), Take a deep breath (tarik nafas dalam), Observe (amati) dan Proceed (lanjutkan). Pada tahap pertama, kita menghentikan segala aktivitas yang sedang dilakukan dan memberikan diri kita waktu 5-10 menit untuk menjeda atau menghentikan aktivitas. Lalu menarik nafas dalam dan merasakan nafas masuk dan keluar.
Setelah itu, kita mengamati perubahan dada yang membusung akibat terpenuhinya oleh udara yang ditarik dan perut yang mengempes akibat buangan napas kita, apa yang terasa dan terjadi pada tubuh kita, segala macam kejadian baik itu negatif ataupun positif, baik bersumber dari sendiri maupun dari orang lain, serta menenangkan pikiran dan memberikan waktu kepada diri untuk menerima apa yang telah terjadi. Pada tahap terakhir, kita melanjutkan kembali aktivitas dengan perasaan yang lebih tenang, pikiran yang lebih jernih, sikap yang lebih positif dan fokus kembali.
Pembelajaran Sosial Emosional dapat diterapkan dalam 3 ruang lingkup untuk membentuk suatu budaya ajar (learning cultures). Pertama, kegiatan rutin yang dilakukan di luar waktu belajar akademik seperti kegiatan lingkaran pagi (circle time) dan kegitan membaca setelah makan siang. Kedua, terintegrasi dalam mata pelajaran seperti melakukan refleksi setelah menyelesaikan sebuah topik pembelajaran dan membuat diskusi kasus atau kerja kelompok untuk memecahkan masalah. Ketiga, protokol, budaya atau aturan sekolah yang sudah menjadi kesepakatan bersama dan diterapkan secara mandiri oleh murid atau sebagai kebijakan sekolah untuk merespon situasi atau kejadian tertentu seperti mendengarkan orang lain berbicara dan menyelesaikan konflik yang terjadi melalui pembicaraan.
Demikian pemaparan secara singkat tentang penerapan pembelajaran sosial emosional dalam pendidikan yang memerdekakan. Semoga dapat menginspirasi para guru untuk mengoptimalkan potensi siswa sehingga terlahir Profil Pelajar Pancasila: pelajar sepanjang hayat (life-long learner) yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (YME) dan berahlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI