MENANAMKAN FALSAFAH KEARIFAN LOKAL UNTUK MEMBENTUK KARAKTER
Oleh: Untung Sariyanto, S.Sn
Pada zaman yang serba canggih ini semua hal bisa diakses melalui dunia maya, generasi muda seakan melanglang buana mengenal budaya-budaya diseluruh dunia. Hal ini yang berakibat generasi muda banyak terpengaruh dan mencintai seni budaya luar yang dianggap lebih maju/modern, hal ini juga fatal karena generasi muda menjadi orang asing pada budayanya sendiri. Maka pada zaman now muncul ungkapan bahwa wong Jawa ilang Jawane. Nasib seni budaya bangsa ini menjadi memprihatinkan karena generasi mudanya seakan tercabut dari akar budayanya sendiri.
Generasi muda suku Jawa yang meliputi daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur pada era sekarang sudah banyak yang tidak bisa berbicara bahasa Jawa dengan baik dan benar disebabkan tidak adanya pembiasaan menggunakan bahasa daerah dengan baik di lingkungan tempat tinggalnya. Sedangkan di sekolah terbiasa menggunakan bahasa Indonesia. Begitu pula dalam hal bermain musik maupun bernyanyi, banyak anak muda sekarang yang tidak bisa menggunakan musik daerah Jawa dan bernyanyi lagu daerah Jawa. Peserta didik sangat kesulitan dalam pelajaran seni budaya khususnya bermain musik gamelan dan bernyanyi lagu daerah Jawa menjadi momok bagi peserta didik. Sehingga dengan kesulitan tersebut berpengaruh pada nilai seni budayanya yang tidak bisa sebagus dibandingkan dengan nilai mata pelajaran yang lain.
Falsafah-falsafah kearifan lokal budaya Jawa sebagai contoh bahasa Jawa seperti Urip iku Urup, Ojo Gumunan, Ojo Kagetan, Ojo kagolan, Ojo keminter mundak keblinger Ojo cidro mundak cilaka, merupakan falsafah-falsafah yang mendukung kemajuan generasi muda, maka sebaiknya mulai ditanamkan kembali sehingga seluruh lapisan masyarakat terutama generasi muda dapat mengenal, memahami dan menerapkan dalam kehidupan yang menjadi pedoman dalam bermasyarakat. Sedangkan falsafah kearifan lokal dalam bermain musik dan bernyanyi lagu daerah Jawa dibiasakan pada peserta didik agar dalam jati dirinya tertaman untuk melestarikan seni budaya daerah Jawa khususnya bermain gamelan dan bernyanyi lagu daerah Jawa, dengan melestarikan seni budaya daerah Jawa tersebut dapat mengangkat nilai filosofinya berkembang di tingkat lokal, nasional maupun internasional. Sehingga hal tersebut dapat memunculkan rasa memiliki dan mencintainya yang akan bermuara sebagai filter terhadap budaya asing yang tidak sesuai dengan karakter budaya bangsa ini. Jika orang Jepang sebagi negara maju dan menguasai teknologi tinggi dan sangat bangga dengan budayanya, mengapa kita tidak bisa meniru?
Berdasarkan filsafat orang jaman dahulu mengatakan bahwa manusia berbudaya yaitu manusia yang memiliki seni, agama dan ilmu pengetahuan adalah termasuk bagian dari kesempurnaan manusia bermasyarakat di negara kita. Sehingga falsafah kehidupan tersebut dibutuhkan oleh negara ini untuk berkembang, maju dan bermartabat di hadapan bangsa-bangsa yang lain pada lingkungan internasional. Ayo generasi muda kita cintai dan banggakan seni budaya kearifan lokal dapat lestari sepanjang masa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H