Mohon tunggu...
Untung Madurarasa
Untung Madurarasa Mohon Tunggu... -

cinta bukan jalan hidup, tapi jalani hidup dengan penuh cinta

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pulau Air Mata

24 Maret 2013   16:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:18 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

sinopsis novel "kisah pulau air mata" masih sangat sedikit yang tahu mengenai pulau ini, apalagi yang sampai mengunjunginya, bisa dikatakan tidak ada. kecuali orang-orang yang menetap disana. yang menetappun tidak lebih dari enam puluh orang.

pulau Air Mata ada disebelah barat pulau Madura. tepat di bawah matahari saat senja telah menggantung beranjak pulang ke pangkuan malam. anehnya, pulau Air Mata tidak terlihat kalau matahari belum sempurna dikatakan senja. seakan-akan pulau tersebut ada saat senja saja. dari pagi sampai kurang lebih pukul tiga sore, ia tidak terlihat. entah kemana pulau itu menghilang.
Terlihat pun memang tidak meyakinkan kalau itu adalah pulau, hanya terlihat seperti lengkung alis sebelah kiri, dan dibawahnya terlihat terang layaknya bola mata yang bening.
dari sebuah kisah, di pulau madura ada seorang perawan janda. sebelum menikah, dia adalah bunga desa. ranum wajahnya, setiap lelah akan hilang seketika ketika melihat wajah ayunya. siapa yang tidak berharap mempunyai istri sepertinya.
Kisah pernikahannya, membuat kenyataan dia harus tinggal sendiri di sebuah pulau. suaminya meninggal saat pernikahannya berlangsung. di depan penghulu dan disamping istrinya dia menghembuskan nafas terakhirnya. "aku terima nikahnya suryati bin musirat dengan maskawin seperangkat alat sholat, tunai" di antara senyum dan syukur para undang pernikannya dan dipangkuan istrinya ia rebahkan tubuhnya untuk menemui tuhannya.
sebab itulah, suryati meminta kepada ayahnya untuk menyendiri. minta untuk di tempatkan disebuah pulau untuk beberapa saat, sampai hatinya sembuh. karena mereka tidak tau pulau apa yang dituju, dengan perahu kecil dan persediaan makan secukupnya. mereka berlayar ke arah barat, mengikuti arah angin bergerak. perahu terbelayar dengan lancar, merapat pada sebuah pulau yang mereka sendiri sebenar tidak tahu akan keberadaan pulau tersebut. menetaplah suryati disana. dengan permintaan suryati, ayahnya pulang.
Dalam perjalanan pulang, cuaca tidak mendukung. badai menghantam perahu musirat. dan tenggelamlah perahu dan ayah suryati. sehingga ibu dan dan keluarganya tidak pernah tau dimana suryati tinggal. setiap hari dan malam suryati menangis, sampai air matanya menjadi danau di tengah-tengah pulau tersebut. dan tak disangkapun, ternyata suryati hamil. yang pasti dia sangat kebingungan. anak siapa yang ada dalam perutnya. sedangkan dia tidak pernah merasa berhubungan dengan siapapun. air matanya semakin menjadi-jadi keluar. dia mencoba untuk mengingatnya, tapi ia tak pernah merasa ada laki-laki yang menyentuhnya.
Pada suatu senja, dia mencoba menatap matahari. dalam benaknya terlintas sebuah sebuah mimpi pada tidurnya diantara lelah tangis. mimpi sebuah sinar yang kira adalah sinar suaminya. sinar tersebut masuk dalam perutnya.
tapi ia tak percaya, cuma perutnya yang semakin besar tidak bisa ditolaknya. saat anaknya lahir dan kemudian tumbuh besar, dia ceritakan kisahnya bagaimana dia sampai hidup disebuah pulau sendirian. dan suryati meminta kepada Surya untuk menemui keluarganya di Pulau Madura.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun