Mohon tunggu...
Untung Madurarasa
Untung Madurarasa Mohon Tunggu... -

cinta bukan jalan hidup, tapi jalani hidup dengan penuh cinta

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sepotong Luka di Ujung Jari Manis

20 Maret 2013   15:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:28 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

aku tak ingin terlambatsetiap pagi, aku berlari menuju ujung timurberdiri di atas karangmenatap bianglalayang berenang di laut tenangmengantarkan tentram para pelaut yang pulangaku mulai memujimu.kau mulai bercampur pada warna laut,sedikit-demi-sedikit darahmu mulai panasaku buru-buru menuju taman kecilkusebuah pot bundarberisi setangkai mawaryang kutanam sejak aku menumukan pagi dan kamupagi ini juga musim hujanmawarku berbungabatang dan tangkainya ada duri yang tak kutahusebab hujan, kutak menemuimuentah apa yang kau pikirkan tentangaku hanya di taman kecilkumenatap kuntum mawardan mencoba menyentuhnyaentah;tahu-tahu jariku penuh darahdan kau hilang dari pagikutapi mawar tamankusemakin mekartersiram;__

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun