Mohon tunggu...
Aniza Ambarwati
Aniza Ambarwati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pendidik, Penulis, dan mahasiswa magister

A critical person who likes reading, writing, studying, and travelling

Selanjutnya

Tutup

Trip

Kesempatan Kedua Memijakkan Kaki di Negeri Pemimpi (Pare-Kediri)

13 Januari 2019   23:18 Diperbarui: 14 Januari 2019   17:37 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Keempat, Ms. Santi, sosok ibu yang murah senyum dan penyabar. Tidak banyak yang bisa saya deskripsikan tentang beliau selain kepandaiannya dan kesabarannya. Nah, sekarang kita kembali pada sosok Mr. lagi, Mr. Anas. Mr. yang satu ini terkenal seru, asyik, humoris dan inovatif. Bayangkan kalau kelas reading diajarkan oleh seorang guru yang membosankan. Entah dari mana idenya, selalu ada saja hal-hal yang bisa mencairkan suasana, terlebih kelas reading mulai pukul 10.00-11.30, jam-jam ngantuk. Beliau ini dikenal sebagai Mr. Breaking News karena selalu ada saja berita seputar Pare yang diceritakan setiap ia masuk kelas. Nah, sosok terkahir adalah Ms. Fajri, cewek tomboy yang berhalusinasi jadi pengendali air ala avatar tapi kenyataannya ia seorang pengendali structure, hahaha. Kebanyakan siswa sangat menyukai cara mengajarnya yang tegas, keras, selalu diulang-ulang dan selalu ada trik cepat tanpa harus pusing memikirkan omitting, reducing, dan lain-lain. Selain mengajar kelas structure, ia juga mengisi study club setiap hari Selasa. Selama saya mengikuti study club setiap selasa, ruangan selalu penuh bahkan tak jarang kertas soal selalu kurang.

Terkait fasilitas camp, saya katakan cukup baik. Dengan harga sekian, kamu sudah dapat belajar, menginap, faslitas camp berupa TV, bebas listrik dan air, termasuk air minum. Jadi, lumayan menghemat pengeluaran untuk beli air gallon. Khusus Camp Logico, dijamin camp bersih karena ada Bu Min, penjaga camp yang super rajin dan sabar menghadapi anak-anak camp yang kadang kurang peka, sandal dan sepeda diletakkan sembarangan dan terpaksalah Bu Min yang membereskan.

Pengalaman Berbeda pada Kesempatan Kedua

Dulu, saya pergi ke Pare bersama 10 teman-teman kuliah, yaitu kakak tingkat dan teman seangkatan. Kemarin saya pergi seorang diri dan menjadi perjalanan yang penuh kenekatan. Saya memang suka sesuatu yang mendadak, termasuk pesan tiket kereta padahal menjelang musim liburan. Alhasil, tiket murah tujuan Kediri seharga 70k ludes. Saya pun kelimpungan mencari tiket kereta murah dari berbagai stasiun dengan berbagai aplikasi. Ditengah-tengah hebohnya banjir yang melanda sekolah, saya mendapatkan tiket seharga 99K jurusan Gombong-Jombang dengan jam keberangkatan pukul 17.15 dan sampai tujuan pukul 00.30. Sempat tidak mendapatkan izin dari Ibu karena sampai disana pada jam-jam mengerikan untuk seorang gadis bepergian sendiri, tapi dengan segala kekuatan dan alasan minim budget akhirnya diizinkan dengan catatan harus menunggu sampai matahari muncul di dalam stasiun. Saya iyakan saja. Akhirnya saya berangkat dan sesampainya disana, tidak diizinkan menunggu di dalam stasiun. Bagi saya, menungu sampai pagi di luar  stasiun di kota asing terlalu beresiko sehingga saya memilih grab bike menuju Pare saat itu juga. Perjalanan Jombang-Pare memamkan waktu kurang lebih satu jam dan saya diantar langsung ke Elfast kemudian menginap di salah satu ruang kelas sambil menunggu pagi.

COBALAH MENJADI PEJALAN KAKI. Sepeda memang kendaraan mayoritas yang digunakan perantau di Pare. Ngmong-ngomong soal kendaraan, ada satu hal yang kurang saya sukai disana yaitu penduduk setempat kurang bisa mengontrol laju kendaraan padahal jalanan padat dan banyak penyepeda. Oh, ya, kesempatan kedua ini saya manfaatkan dengan menjadi pejuang jalan kaki karena saya pikir jarak Logico-Elfast hanya 500 meter dan sepeda diperlukan sesekali saja, itu pun bisa pinjam teman. Tapi karena saya dua kali pergi-pulang, jadilah saya menempuh 2 km setiap harinya. Hal kurang lazim ini ternyata berimbas baik ke tubuh saya yang terasa lebih sehat, ringan, dan sepulang dari Pare, mereka bilang saya terlihat kurusan. Senang? Senang! Olahraga tanpa paksaan. Tenang, saya tidak jalan kaki sendiri, ada dua orang teman satu kamar yang memilih jalan kaki. Mungkin kalau sendiri, saya tetap memilih naik sepeda.

Kehidupan camp itu banyak suka-dukanya yang akan jadi kenangan unik setelah kembali ke rumah. Kami punya leader camp yang diplih dengan cara paling asal-asalan tapi ternyata pilihan kami tidak salah. Dia adalah gadis lucu, unik dari Pulau Sumbawa yang kalau ngomong ceplas ceplos sehingga sering dijadikan "alat" tanpa ada maksud memanfaatkan. Tap berkat kekonyolannya, satu kelas menjadi riuh dengan gelak canda.

Satu pengalaman unik terkahir di camp yaitu membersihkan camp yang kebanjiran akibat ulah tukang renovasi yang tidak bertanggung jawab. Alhasil, kami yang tinggal beberapa orang mengeluarkan air supaya tidak masuk ke kamar-kamar sampai hujan reda. Memang sempat mengecewakan tapi kami tetap bahagia.

Oh, ya, asal kamu tahu Pare adalah meeting point berbagai tujuan wisata karena harga paket tour dari pare terbilang murah, sebut saja tiket ke Bromo hanya 150K, Kawah Ijen hanya 160-170K, Gunung Kelud-makan Soekarno dan Museum-pantai di daerah Blitar hanya 100K. Mereka adalah 3 tempat wisata ikonik yang wajib kamu kunjungi ketika berada di Pare. Nanti akan saya ceritakan tentang Bromo dan Kelud, tapi Kawah Ijen belum bisa banyak saya ulas karena belum sempat kesana. Satu hal yang menjadi daya tarik Kawah Ijen adalah Blue Fire, salah satu dari 3 di dunia. Hanya saja, Blue Fire tidak bisa terlihat ketika mendung atau berkabut tebal.

Nah, Pare adalah surga bagi para penakhluk mimpi, manusia-manusia yang tidak pernah putus asa akan harapan-harapannya. Jadi, desa kecil ini cocok sekali untuk mengisi ulang semangat hidupmu. Oh, ya, ada banyak tempat kursus disana, tidak hanya bahasa Inggris, ada juga bahasa mandarin, jerman, dan arab. Sebelum memutuskan pergi ke sana, carilah informasi tentang lembaga kursus yang terpercaya dan sesuai dengan kebutuhan belajarmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun