Kisah ini hadir dari teman seangkatan saya. Tahun 2010 menajdi masa bersejarah kami untuk memulai sebuah langkah baru, menentukan diri sendiri untuk memasuki dunia kampus. Teman saya ini memang tergolong pintar. Ketika banyak teman sudah mendapat kepastian akan berkuliah dimana, ia pun begitu. Diterimalah ia di jurusan Kesehatan Masyarakat UI. Lama tak terdengan kabarnya, ternyata ia pindah jurusan ke Kedokteran Gigi dengan kampus yang sama. Selang beberapa waktu, kabar mengejutkan terdengar lagi, pindah kampus. What? Pindah dari UI? Ternyata ia pindah ke Universitas Sebelas Maret jurusan Kedokteran Umum. Jadi, ia memperjuangkan impiannya masuk kedokteran, disamping realistisnya karena tidak bisa masuk kedokteran UI. Saya rasa kedokteran UNS, masih baik. Jadi ketika kami sudah memasuki waktu lulus (normal), dia masih kuliah dan harus melalui KOAS. Belum lagi, nasib dokter sekarang ini pun, tidak semenjanjikan dulu. Berita tentang 2500an lulusan kedokteran menganggur pun, terlihat mengerikan.
Namun dari perjalanan teman saya tersebut yang patut dicontoh adalah tekadnya untuk memperjuangka impiannya dan memperbaiki pilihan yang ia anggap keliru. Meskipun ada yang harus ia korbankan yaitu waktu. Kadang kita terlalu banyak memikirkan kemungkinan di masa depan dan enggan berjuang. Biasanya kalau perempuan, takut telat menikah karena terlalu lama di sekolah. Ah, klasik sekali. Teman saya ini sudah pasti lulus kuliah lebih lama dibandingkan kami, tapi jodoh siapa yang tahu? Ya, teman saya ini sudah menemukan tulang rusuknya.
Untuk siswa-siswa kelas XII SMA/SMK, pilihlah jurusan kulaih sesuai minat dan bakat kalian. Memikirkan masa depan memang penting maka kamu pun harus mempertimbangkan konsekuensi yang akan kamu hadapi. Setelah lulus mau jadi apa dan bagaimana kamu meraihnya?
Jika suatu hari kamu merasa salah dengan pilihanmu, pilihanmu hanya dua: milikilah tekad yang kuat untuk memperbaiki keadaan atau menerima keadaanmu. Terkadang, menerima dan mengikhlaskan hidupmu pada Allah membuat hidup lebih mudah dan tenang. Mungkin dibalik semua yang kamu terima hari ini, ada hadiah besar dari Nya di masa depan, yang kamu tidak tahu. Sebenarnya kita tidak tahu apapun tentang hidup kita nanti, bahkan satu detik setelah ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H