Mohon tunggu...
Aniza Ambarwati
Aniza Ambarwati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pendidik, Penulis, dan mahasiswa magister

A critical person who likes reading, writing, studying, and travelling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apa yang Akan Kamu Lakukan Setelah Lulus?

16 Maret 2018   15:05 Diperbarui: 16 Maret 2018   15:21 2878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Namun kenyataannya adalah mereka berlomba-lomba masuk jurusan IPA tapi sebenarnnya tidak tahu alasannya, hanya ikut-iutan teman atau sebatas gengsi. Kesalahan besar salah pilih jurusan ternyata berlanjut ketika memilih jurusan kuliah. Tidak sedikit mahasiswa yang merasa salah jurusan setelah berada di tahun-tahun kedua, bahkan ada yang baru menyadari ketika sudah ditingkat akhir. Akhirnya, mereka tidak tahu mau jadi apa setelah sekolah. Demi bertahan hidup, segala pekerjaan pun dilakoni meski tidak sesuai minat.

Kesalahan Besar Orang Tua

Saya paham bahwa setiap orang tua hanya ingin yang terbaik untuk anak-anaknya. Namun seringkali mereka merasa menjadi orang paling benar dan paling tahu atas diri anak-anaknya. Mereka seperti lupa bahwa anak-anak mereka adalah jiwa yang diberi akal untuk berpikir, dianugerahi keinginan yang juga menguasai diri mereka. Tidak jarang, orang tua terlalu mengambil kontrol atas hidup anak. Contoh kecil, banyak orang yang mengambil jurusan kuliah karena orang tuanya, padahal belum tentu si anak berminat.

Ketahuilah, setiap anak punya minat dan bakat yang harus dihormati keberadaannya. Mereka punya mimpi yang memang layak diperjuangkan. Jangan kendalikan hidup mereka karena rasa takut berlebihan atas kehidupan mereka di masa depan. Mereka punya hidup yang kelak akan mereka jalani sendiri, bukan dijalani oleh orang tua. Ingatah, bahwa anak-anakmu hanya titipan dari Tuhan. Bagaimanapun kalian menahan mereka, pada akhirnya berakhir dengan perpisahan (ajal). 

Kewajiban orang tua hanya membimbing, bukan mengendalikan hidup mereka. Apalagi ketika mereka sudah dewasa. Bimbing dengan benar dan baik, percayalah pada mereka. Mereka punya kehidupan masing-masing di masa depan. Kalian sebagai orang tua tidak bisa mendampingi selamanya, maka tidak perlu menahan mereka untuk melihat dunia di luar sana yang begitu unik.

Apa yang harus dilakukan?

Untuk siapapun yang masih dalam usia belajar dan berkembang, kenalilah minat dan bakatmu mulai sekarang. Tekuni kemudian jadikan dirimu seorang ahli di bidangnya. Kalau kamu memang suka musik, ciptakanlah musik-musik indah dan jadilan musisi besar. Kalau suka sepak bola, bermimpilah membawa persepakbolaan nasional ke kancah Internasional. Tidak perlu takut pada masa depan, selagi yang kamu jalani membuatmu bahagia. Melakukan pekerjaan karena sesuai denga minat, sungguh menyenangkan. Kamu tidak akan pernah merasa bekerja, tapi bersenang-senang yang menghasilkan uang.

Bagi yang sudah menjadi orang tua, jadilah teman untuk anak-anakmu sehingga kamu bisa berkomunikasi dengan bahasa mereka. Bantu mereka meraih mimpinya, bukan menghakimi mimpi mereka. Jadilah orang tua yang berpikiran terbuka maka anak-anamu akan menjadi anak yang bahagia. Bukankah bahagia adalah kunci kesuksesan?!

Kalau sudah terlanjur menjadi bubur, sudah tidak bisa diolah menjadi bentuk lain. Satu-satunya hal yang bisa kamu lakukan adalah bagaimana membuat bubur tersebut bisa dinikmati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun