Mohon tunggu...
Untoro Widagdo
Untoro Widagdo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Berkarya di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.\r\n\r\nAll articles are personal views.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Lingkaran Setan Urbanisasi

4 Oktober 2010   12:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:44 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Problema klasik kota-kota besar di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa pasca Idul Fitri (lebaran) ialah meningkatnya arus urbanisasi dari daerah menuju kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Fenomena ini pun seolah sudah menjadi tradisi tahunan bagi masyarakat daerah yang ingin mengadu nasib di kota besar, meski tanpa bekal skill yang cukup. Dengan harapan dapat memperbaiki hidup dan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik di kota, banyak masyarakat daerah ikut merantau ke kota besar bersama sanak saudara atau famili yang mudik ke daerah pada saat lebaran. Akibatnya, kota-kota besar diserbu para pendatang baru setiap tahunnya yang kerap kali justru menciptakan masalah-masalah sosial baru di perkotaan.

Urbanisasi sendiri merupakan sebuah “lingkaran setan” permasalahan yang memerlukan pemecahan secara menyeluruh. Motif para pendatang ini sebenarnya sederhana, yakni mencari pekerjaan yang lebih layak, karena perekonomian di daerah kurang bergairah yang disebabkan karena sebagian besar masih ditopang sektor tradisional. Hal ini juga bukan tanpa sebab. Masyarakat daerah yang berpendidikan, sebagian besar lebih memilih merantau ke kota, daripada menetap dan membangun daerahnya masing-masing. Karena itulah pengembangan perekonomian desa menjadi terhambat dan kurang berkembang, yang mendorong masyarakat daerah untuk berduyun-duyun merantau ke kota.

Dari sisi kota besar tujuan utama urbanisasi, fenomena ini tentu saja menambah padatnya area perkotaan. Hal ini mendorong terjadinya persaingan yang tinggi di kota sebagai suatu bentuk seleksi alam. Mereka yang memiliki skill rendah akan tergusur. Akibatnya, hanya mereka yang memiliki kemampuan atau skill yang memadai yang bisa bertahan di kota besar. Fakta menunjukkan bahwa sebagian besar pelaku urbanisasi di Indonesia hampir tidak memiliki skill yang memadai untuk bekerja di kota. Pada akhirnya, banyak pelaku urbanisasi yang tergusur dari kerasnya persaingan di kota besar. Mereka pada umumnya justru menimbulkan masalah baru di kota seperti pengangguran, meningkatnya kriminalitas, munculnya pemukiman kumuh, pengemis, pemulung, dan anak jalanan. Fenomena tersebut mengakibatkan kesenjangan sosial yang semakin tinggi di perkotaan. Disisi lain, dengan iklim persaingan yang tinggi, sebuah kota akan semakin terakselerasi pembangunan ekonominya yang pada akhirnya menyebabkan ketimpangan ekonomi yang tajam antara daerah dan kota. Terjadilah sebuah fenomena dimana gemerlapnya kota menyilaukan daerah, yang ikut mendorong masyarakat daerah melakukan urbanisasi ke kota besar.

Penyelesaian masalah urbanisasi perlu dilakukan melalui dua pintu secara bersamaan, yakni dengan mengurangi faktor-faktor pendorong yang ada di desa, dan faktor-faktor penarik urbanisasi yang ada di kota dengan memaksimalkan upaya desentralisasi ekonomi ke daerah. Beberapa langkah teknis jangka pendek yang dapat diupayakan ialah dengan melakukan program-program pemberdayaan masyarakat daerah berbasis ekonomi lokal. Bantuan permodalan dan pelatihan sangat diperlukan masyarakat daerah yang perekonomiannya masih subsisten dan berbasis tradisional. Selain itu, bagi kota destinasi utama urbanisasi dapat melakukan pengetatan kebijakan administrasi bagi penduduk yang ingin bertempat tinggal di kota tersebut. Semakin tinggi kualifikasi yang ditetapkan, akan semakin mengurangi arus urbanisasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun