Mohon tunggu...
Untay R. Suhanto
Untay R. Suhanto Mohon Tunggu... Penulis - Happy Person

Happy Person.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Perempuan dan Kompos

20 Juni 2024   14:37 Diperbarui: 20 Juni 2024   14:49 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Di tengah isu lingkungan yang semakin mendesak, pengelolaan sampah menjadi salah satu tantangan besar yang dihadapi masyarakat urban di seluruh dunia. Dari berbagai jenis sampah, sampah rumah tangga adalah komponen yang signifikan dan sering kali diabaikan dalam upaya pengelolaannya. Namun, di balik tantangan ini, muncul para pejuang perempuan yang memainkan peran penting dalam mengolah sampah rumah tangga menjadi pupuk, berkontribusi pada keberlanjutan pembangunan. Mereka tidak hanya mengurangi volume sampah yang berakhir di TPA, tetapi juga menghasilkan produk bermanfaat yang memperbaiki kualitas tanah dan mendukung pertanian berkelanjutan.

Latar Belakang dan Urgensi Pengelolaan Sampah

Sampah rumah tangga terdiri dari berbagai jenis limbah seperti sisa makanan, kertas, plastik, dan lainnya. Di Indonesia, masalah pengelolaan sampah sering kali menjadi sorotan karena keterbatasan fasilitas dan kesadaran masyarakat. Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, jumlah sampah yang dihasilkan di Indonesia mencapai 65 juta ton per tahun, dengan sekitar 60% berasal dari sampah organik. Sampah organik ini memiliki potensi besar untuk diolah menjadi pupuk kompos yang kaya akan nutrisi.

Pejuang Perempuan dalam Gerakan Pengolahan Sampah

Di berbagai penjuru Indonesia, banyak perempuan yang bergerak aktif dalam mengelola sampah rumah tangga menjadi pupuk kompos. Mereka tidak hanya mengambil peran sebagai ibu rumah tangga, tetapi juga sebagai pemimpin komunitas dan penggerak perubahan. Kisah inspiratif dari beberapa pejuang perempuan berikut menggambarkan dedikasi dan kontribusi mereka dalam menjaga lingkungan.

 Tri Mumpuni -- Penggerak Energi Terbarukan dan Kompos

Tri Mumpuni dikenal sebagai penggerak energi terbarukan di pedesaan Indonesia (Kompas, 2021). Namun, perannya tidak terbatas pada bidang energi saja. Tri juga menginisiasi program pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos di beberapa desa. Melalui pendekatan holistik, ia menggabungkan teknologi biogas dengan kompos, memanfaatkan limbah rumah tangga sebagai sumber energi dan pupuk. Hasilnya, tidak hanya lingkungan yang lebih bersih, tetapi juga peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pertanian berkelanjutan.

Proses Pengolahan Sampah Menjadi Pupuk Kompos

Pengolahan sampah rumah tangga menjadi pupuk kompos melibatkan beberapa tahap yang relatif sederhana namun memerlukan ketelatenan dan komitmen. Proses ini dapat dilakukan dengan metode aerobik maupun anaerobik, tergantung pada fasilitas dan kondisi lingkungan. Langkah-langkah membuat kompos dari sampah rumah tangga:

1. Mengumpulkan dan memilah sampah rumah tangga

Langkah pertama adalah mengumpulkan dan memilah sampah rumah tangga. Sampah organik seperti sisa makanan, sayuran, dan buah-buahan dipisahkan dari sampah anorganik. Pemilahan ini penting untuk memastikan bahwa bahan kompos bersih dan bebas dari kontaminan seperti plastik atau logam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun