Mohon tunggu...
Untari Wahyuningsih
Untari Wahyuningsih Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Ilmu Komunikasi; UIN Sunan KaliJaga 2015// Pecandu Senja// Penikmat Seni.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Pameran Seni Grafis oleh Empat Pegrafis di Taman Budaya Yogyakarta

24 November 2015   19:20 Diperbarui: 24 November 2015   22:16 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pameran yang kali ini meramaikan Taman Budaya Yogyakarta adalah Pameran Seni Grafis Pleasure – Passion. Pameran ini rencananya akan berlangsung dari tanggal 22 November 2015 hingga 30 November 2015. Pleasure Passsion sendiri mempunyai arti yaitu kesenangan dan kegembiraan, kenikmaran dan gairah, kegembiraan dan semangat. Seni grafis sendiri adalah seni yang menggunakan teknik cetak dan biasanya menggunakan media kertas. Dalam pameran ini, ada 4 Pegrafis yang ikut dalam memamerkan hasi karya mereka.

Pegrafis pertama yaitu Ariswan Adhitama a.k.a Nyameng yang merupakan sarjana seni grafis yang pada tahun 2008-2012 mendapatkan banyak sambutan publik dengan karya-karya woodcut and hand coloring-nya yang dicetak dalam kanvas dengan ukuran besar. Berdasarkan informasi yang ada, Ariswan mengonsep karyanya dengan selalu berusaha jujur dalam menciptakan karya seni, apa yang ia rasakan di visualkan dengan sangat subyektif.

Pengalaman, olah rasa, metafora dan subyektifias adalah elemen penting yang dirangkai untuk menciptakan karya seni yang bersifat naratif, simbolik, visual, dan lain-lain. Ia juga berharap bahwa karya seni yang ia buat meninggalkan ruang pengalaman untuk orang lain yang melihat dan akan menyelesaikan makna potongan-potongan yang ia sajikan dengan cara mereka sendiri dari elemen-elemen yang sudah disebutkan tadi.

Pegrafis yang kedua yaitu M. Mukhlis Lugis adalah seorang sarjana pendidikan seni rupa yang baru saja meraih gelar master penciptaan seni tahun 2014 lalu. Ia juga baru menekuni seni grafis kurang dari 4 tahun lalu. Konsep karyanya kali ini adalah ia melihat kesempurnaan manusia dalam pandangan hidup orang Bugis Makassar. Mereka memiliki siri’ yaitu rasa malu dan harga diri.

Siri; sendiri adalah pembeda antara binatang dan manusia. Namun, di fenomena sosial yang ada bahwa manusia sepertinya kehilangan kesadaran yang bisa kita lihat dengan banyaknya korupsi, perzinahan, kawin lari, mencuri, goyang erotis, dll. Fenomena tersebut yang menginspirasi Mukhlis untuk melakukan kritik sosial melalui seni grafis terhadap masyarakat untuk menumbuhkan kembali kesadaran masyarakat mengenai pentingnya Siri’ itu.

Pegrafis ketiga adalah Reno Megy Setiawan yang merupakan seorang pegrafis yang selepas kuliah di jurusan seni grafis sempat menekuni dunia fotografi dan aktif mengikuti berbagai kompetisi. Sebagai pegrafis di dalam negeri, kiprahnya relatif tidak banyak diketahui. Dalam pameran kali ini, konsep yang diciptakan Reno merupakan fenomena-fenomena gaya hidup (lifestyle) masa kini antara manusia dengan teknologi yang melanda di jaman sekarang. Selain itu ia juga mengangkat mengenai barang impor yang melanda di negeri ini.

Dan pegrafis yang terakhir adalah Syahrizal Pahlevi. Ia berlatar belakang kuliah di seni lukis. Ia memulai debutnya di membuat karya grafis dari tahun 1988 dan cukup susah untuk meninggalkannya. Ia menemukan kesenangan, kegairahan dan semangatnya dengan tahapan mencetak. Ia juga memelihara dan menumbuhkan gairah mencetak dengan mengelola studio cetak grafis terbuka dengan membuat beberapa program. Konsep karyanya kali ini adalah ia menggabungkan antara olahraga dengan seni rupa. Ia berpendapat bahwa menggabungkan dua hal tersebut adalah momen kreatif berkarya dan pameran adalah untuk mencari sensasi-sensasi baru yang memuaskan hasrat.

Dari penjabaran mengenai 4 Pegrafis dan konsep yang diciptakan untuk pameran kali ini, memunculkan banyak perhatian dan simpatik dari warga sekitar.

Gambar di atas adalah beberapa cuplikan mengenai beberapa karya dari keempat pegrafis yang sudah dijabarkan di atas. Dari sebelah kiri atas adalah karya dari Ariswan, kanan katas adalah karya Mukhlis, kiri bawah karya dari Reno, dan kanan bawah karya dari Syahrizal.

Saya sendiri berpendapat bahwa pameran ini sangat unik karena beberapa pegrafis dijadikan satu dengan ide-ide serta kreativitas yang berbeda dengan tujuan yang sama yaitu menunjukkan bahwa seni grafis juga merupakan seni yang tidak kalah dalam menunjukkan eksistensinya. Pengunjung yang ada di pameran ini juga bisa mengetahui alat yang digunakan untuk mencetak hasil karya mereka. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun