Budidaya jamur berlokasi di Dukuh Tlogowono yang di produksi oleh bapak Joko sebagai salah satu petani Jamur. Menurut pak Joko budidaya jamur membutuhkan waktu 1,5 bulan untuk dapat di panen dan jamur dapat bertahan hingga kurun waktu 4 bulan setelah di panen. Pada budidaya jamur, petani jamur biasanya membuat baglog atau media tanam sendiri yang berbahan utama berupa serbuk gergaji, sebelum di bungkus plastik silinder, serbuk gergaji di masukkan ke dalam steamer untuk sterilisasi terlebih dahulu.
Pengolahan jamur tiram dan kuping cederung sama, hanya saja jamur kuping lebih lembab. Dalam proses menuju panen ada beberapa langkah untuk menjaga jamur agar tetap tumbuh dengan baik. Jamur tiram akan tumbuh di antara lubang yang diberi pada baglog yang dibungkus plastik dan jamur kuping tumbuh di samping kanan serta kiri baglog yang di sobek. Budidaya jamur memerlukan tempat untuk merawat baglog yang biasanya disebut kumbung atau rumah jamur. Kumbung biasanya berupa sebuah bangunan yang berisi rak-rak untuk meletakkan baglog sebagai media tanam bibit jamur tiram dan kuping. Budi daya jamur diperlukan suhu 22-28 derajat celcius agar jamur dapat tumbuh dan bisa di panen.
Jamur yang sudah siap dipanen akan dipotong pada ujung pangkalnya, lalu dibersihkan dari kotoran sisa media tanam jamur. Pembersihan jamur biasanya dilakukan di luar areal kumbung atau rumah jamur guna menghindari pembusukan pada sisa-sisa jamur, yang dapat menimbulkan hama seperti ulat. Hama seperti ulat tentunya dapat menghambat pertumbuhan jamur pada pembudidayaan berikutnya. Setelah jamur telah selesai melalui semua proses pembersihan, maka jamur siap untuk dikemas dan dipasarkan.
Jamur Di Desa Bono Dapat di Jadikan Sebagai UMKM
Produk budidaya Jamur juga mendatangkan keuntungan finansial bagi masyarakat khususnya di Desa Bono. Budidaya Jamur di Desa Bono juga membantu mendorong perekonomian masyarakat, sehingga kini menjadi salah satu UMKM Unggulan.
Salah satu produksi budidaya jamur berupa jamur Crispy yang dimulai sejak tahun 2004, penjualan jamur ini sudah banyak terjual di kabupaten klaten dan sekitarnya dengan kisaran harga per kilo 15-20 ribu rupiah, untuk menjualnya melalui pasar serta penjualan via online baru menggunakan whatsapp.
Tetapi penjualan online via whatsapp saja tidak cukup. Perlu diketahui pada zaman saat ini sudah masuk era digital, dan digital marketing menjadi salah satu hal yang dibutuhkan untuk mempromosikan UMKM di desa bono. Maka dari itu para mahasiswa KKN UNNES GIAT 7 membantu berjalannya UMKM di desa bono yaitu penjualan jamur crispy melalui via online lainnya dengan konsep open PO instagram, toko online seperti shopee, tiktok shop, yang bertujuan untuk memperluas jaringan penjualan jamur crispy tidak hanya di kabupaten klaten tetapi seluruh indonesia.Â
Dengan menerapkan konsep tersebut, para mahasiswa dapat membantu petani jamur untuk mempromosikan hasil budidaya mereka berupa jamur crispy sehingga akan menambah keuntungan UMKM lebih cepat, maju, dan berkembang serta banyak orang mengetahui bahwa Desa Bono, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah memiliki sumber budidaya unggul berupa jamur yang dapat di konsumsi dan berkhasiat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H