Mohon tunggu...
Rohmatul Khasanah
Rohmatul Khasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UNNES

Mahasiswa Universitas Negeri Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa Unnes Giat 3 Siapkan EWS Sederhana untuk Pantau Tanah Longsor

8 Desember 2022   17:50 Diperbarui: 8 Desember 2022   18:13 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kab Magelang - Desa Kenalan adalah sebuah desa yang berada di lereng pegunungan Menoreh yang berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo Jogjakarta. Desa Kenalan berjarak sekitar 14 km dari Candi Borobudur. Ketinggian tempat 400 m diatas permukaan laut dengan luas desa 241,9 Ha. Dengan berlatar belakang Perbukitan Menoreh menyebabkan keseluruhan lokasi Desa Kenalan berbentuk lereng -- lereng dengan kemiringan 15 - 35 dengan penyusun batuan berupa batuan berupa breksi andesit, dengan fragmen berupa kerikil sampai bongkah andesit dan sebagian sudah mengalami pelapukan yang menyebabkan batuan mudah bergerak yang kemudian menyebabkan terjadinya tanah longsor.

Mahasiswa UNNES GIAT 3 Desa Kenalan yang beranggotakan Rohmatul Khasanah (jurusan Fisika), Alfina Dian Febriyanti (Jurusan Sosiologi dan Antropologi) beserta rekan -- rekan yang lain kemudian menciptkan EWS (Early Warning System) sederhana bencana tanah longsor yang mudah dibuat dan terjangkau. Ketua LPRB (Lembaga Pengurangan Risiko Bencana) Desa Kenalan, Bapak Supardi mengatakan bahwa di Desa Kenalan tergolong ke dalam wilayah rawan bencana. Saat musim penghujan tiba rawan untuk terjadi tanah longsor dan saat musim kemarau juga sangat rawan untuk terjadi kekeringan. Seperti yang terjadi pada bulan Oktober 2022 lalu.

Penjelasan terkait EWS kepada ketua LPRB dan perangkat desa. Dokpri
Penjelasan terkait EWS kepada ketua LPRB dan perangkat desa. Dokpri

"Seperti yang terjadi pada tanah longsor yang terjadi pada bulan Oktober 2022 lalu, tanah longsor yang terjadi akibat curah hujan yang tinggi serta angina yang kencang sehingga menyebabkan tanaman besar menjadi bergoyang sehingga tanah -- tanah yang berada di sekitar akar berlubang yang ketika terkena air hujan menyebabkan tanah tersebut ikut hanyut kedaerah dibawahnya yang kemudian menjadi tanah longsor." Ujarnya.

Rohma mengatakan, prinsip kerja alat ini yaitu menggunakan pasak yang dipasang melintang terhadap rekahan tanah dengan penghubung kawat baja terhadap jack power dan switch. Alat ini dipasang di lokasi rawan longsor yang dekat dengan permukiman penduduk.

"Apabila terjadi pergerakan tanah yang menjauhkan posisi pasak dari sumber alat, maka kawat baja akan mencabut jack power dari switch, sehingga akan menghidupkan sirine yang mendapat masukan energi dari baterai 18 volt sebagai tanda." katanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun