Desa Bigaran- (16/11/2022) Mahasiswa UNNES GIAT 3 Desa Bigaran dan Badan Penyuluhan Pertanian Kecamatan Borobudur mengajak kelompok tani untuk membuat kompos dari limbah pertanian dan peternakan melalui kegiatan penyuluhan dan pelatihan. Kegiatan ini dilaksanakan di Balkondes Coklat Ndeso Bigaran pada hari Rabu, 16 November 2022.Â
Partisipan yang hadir meliputi perangkat desa dan perwakilan kelompok tani dari setiap dusun.
Di desa Bigaran ini, masih banyak limbah yang belum dikelola dengan baik, ditambah lagi dengan kebiasaan warga dalam mengolah limbah organik dengan cara dibakar, dimana hal tersebut dapat menambah pencemaran lingkungan.
Oleh karena itu, Mahasiswa UNNES GIAT 3 Desa Bigaran berinisiatif mengadakan kegiatan penyuluhan dan pelatihan pembuatan kompos.Â
Dalam kegiatan tersebut Badan Penyuluhan Pertanian Kecamatan Borobudur memberikan materi serta praktik pembuatan kompos dengan tujuan untuk mengenalkan tata cara dan pelatihan pembuatan dengan menggunakan limbah pertanian dan peternakan. Hal tersebut sesuai dengan mata pencaharian masyarakat Desa Bigaran yaitu dalam sektor pertanian dan peternakan.
Kompos merupakan sisa bahan organik yang berasal dari tanaman, hewan, dan limbah organik yang telah mengalami proses dekomposisi atau fermentasi. Beberapa kegunaan kompos adalah:
1.Memperbaiki struktur tanah
2.Memperkuat daya ikat agregat (zat hara) tanah berpasir
3.Meningkatkan daya tahan dan daya serap air
4.Memperbaiki drainase dan pori - pori dalam tanah
5.Menambah dan mengaktifkan unsur hara
Kegiatan diawali dengan sambutan oleh perwakilan pemerintah Desa Bigaran dan dilanjutkan sambutan oleh saudara Afkar Jihad Al Afghani selaku koordinator mahasiswa. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti yaitu penyuluhan dan pelatihan pembuatan kompos oleh perwakilan Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Borobudur yaitu Ibu Dewi.
"Pupuk organik dalam hal ini kompos merupakan suatu pupuk yang sangat baik guna kesuburan tanah yang berdampak pada suburnya tanaman itu juga. Umumnya, petani beranggapan bahwa pupuk kimia seperti pupuk urea seringkali dianggap sudah cukup untuk menyuburkan tanah dan tanaman, nyatanya penggunaan pupuk kimia secara terus-menerus tidak berdampak baik bagi tanah dan tumbuhan.
Pupuk urea justru dapat merusak tanah jika digunakan terlalu banyak, sehingga perlu diimbangi kembali dengan penggunaan pupuk organik atau kompos, karena pupuk kompos tersebut dapat memenuhi nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan oleh tanah sehingga tanamanpun dapat tumbuh dengan baik pula" Ungkap Ibu Dewi selaku perwakilan dari Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Borobudur.