Dari masa ke masa, Drama Korea alias Drakor selalu punya cara tersendiri untuk menarik perhatian para penontonnya, mau yang sudah bertahun-tahun, maupun para penonton baru. Entah mulai pemilihan para aktor/aktris, sinematografinya, atau pun alur cerita yang diangkat.Â
Salah satu drama yang keren di awal tahun 2024 ini bagi saya adalah My Happy Ending. Drama Korea yang sudah berakhir sejak bulan lalu dengan cerita yang menyentuh psikologis para penontonnya. Sebagai mahasiswa komunikasi yang sempat menganalisis produk budaya populer, salah satunya adalah drama Korea sebagai tugas perkuliahan, saya enggak bisa melewatkan Drakor yang satu ini.Â
Selain terpukau sama alur cerita yang misteri, dan kejutan di episode 10 yang benar-benar tidak terduga, sadar tidak sadar, Drakor yang satu ini secara eksplisit mempertunjukkan hal-hal yang dipandang buruk oleh masyarakat menjadi sesuatu yang sebenarnya dapat diterima dengan baik, dan hal tersebut bagi saya pribadi merupakan salah satu kemajuan yang terjadi dalam industri per-drakoran.
1. Mendobrak Stereotip Istri Yang Harus di Rumah
Kalau kita menonton My Happy Ending, kita bisa lihat bagaimana Jae Won yang diperankan oleh Jang Nara menjadi seorang CEO di perusahaan besar. Aktivitasnya yang super sibuk, membuatnya menjadi jarang berada di rumah. Urusan rumah tangga? Dia tidak perlu khawatir, ada suaminya yang menghandle itu semua, termasuk urusan anak perempuan mereka satu-satunya. Menariknya dari drama ini adalah, baik Jae Won maupun suaminya, sudah sepakat sejak awal untuk mengambil peran masing-masing. Jang Nara fokus bekerja di perusahaan, dan suaminya mengurus urusan rumah tangga, dengan sekali-kali menjadi dosen di sebuah Universitas.
Walaupun terkesan melanggar budaya masyarakat yang ada, tapi apa yang keduanya lakukan sebenarnya enggak salah, apalagi, di tengah perkembangan ilmu pengetahuan saat ini khususnya soal kesadaran masyarakat terhadap budaya patriarki. Selama kedua belah pihak sama-sama setuju dengan peran yang diambil diri mereka dan pasangannya, seharusnya, apa pun perannya bukan menjadi masalah. Karena, kerap kali, kita masih belum mampu untuk membedakan antara kesepakatan yang kita buat dengan kesepakatan turun menurun yang seharusnya bukan disebut sebagai kesepakatan. Bahkan, beberapa di antara kita mungkin lebih khawatir dengan gunjingan tetangga dibanding masa depan rumah tangganya. Kita sering terjebak di dalamnya. Salah satunya adalah bagaimana peran perempuan dalam rumah tangga.
2. Mendidik Anak Dengan Menganggapnya Sebagai Manusia
Bagian selanjutnya yang menarik dari drama ini adalah cara Jae Won dan suaminya dalam mendidik anak perempuan mereka. Kebanyakan dari kita menganggap kalau anak kecil adalah sosok manusia yang enggak perlu tahu sama apa yang terjadi karena merasa bahwa mereka enggak akan mengerti urusan orang dewasa. Tapi, siapa sangka?, kalau ternyata, sosok manusia yang sering kali kita anggap kehadirannya enggak begitu penting, juga bisa mengerti dengan keadaan yang terjadi.Â
Iya sih, memang butuh pendekatan yang berbeda untuk memberitahunya, tapi bukan berarti itu menjadi alasan untuk mereka tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Kalau merasa waktunya belum tepat untuk memberitahunya, kita bisa pakai teknik Jae Won yang meminta anaknya untuk menunggu hingga ia siap untuk menyampaikan apa yang sebenarnya terjadi pada keluarga mereka.
3. Kesehatan Mental Yang Dipandang Buruk
Bagian terakhir ini, buat saya yang paling menarik. Iya, kesehatan mental. Habis nonton drama Korea Daily of Sunshine yang cuman ngobrol biasa aja bikin nangis, drama My Happy Ending enggak mau kalah. Menurut saya, gangguan bipolar dan halusinasi yang dimiliki Jae Won, bikin drama My Happy Ending semakin menarik untuk terus di tonton sampai akhir.Â