Mohon tunggu...
unknown
unknown Mohon Tunggu... Lainnya - Who?

Manis yang menghasilkan pahit

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tentang Sakit

19 April 2021   12:59 Diperbarui: 30 Juli 2021   01:02 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sore menjelang malam. Saat seorang gadis berumur 21 tahun bernama Naria sedang duduk ditepi pantai, sembari menatap sang surya yang kian detik mulai tenggelam. Kesedihan terpancar jelas dari kedua matanya. Gadis yang dulunya periang dan penuh dengan canda tawa, kini bagaikan hilang ditelan bumi. Ia telah menjelma menjadi sosok yang begitu dingin dan berteman baik dengan kesendirian. Sejak kejadian yang terjadi dua tahun silam, membuat dunia Naria berubah seketika. Hilang sudah Naria yang senang berbagi keceriaan dengan orang lain. Karena bagi Naria sudah tidak ada lagi kebahagiaan yang dapat ia bagi, hanya setumpuk laralah yang tertinggal dalam dirinya.

Genggaman tangan dari gadis manis berambut hitam pendek yang tiba-tiba duduk disamping Naria, membuyarkan lamunan Naria dari kejadian itu.

"Kamu kenapa?" Tanya gadis tersebut.

Naria menatapnya dengan kebingungan dan penuh tanya.

"Ohh yaa. Kenalin aku Rihanna. Panggil saja Hana. Ada apa? kenapa kamu menangis disini sendirian?" Tanya hana lagi seolah mengerti apa yang ada di dalam benak Naria.

Seolah tersadar, tangan Naria langsung bergerak menyentuh pipinya. Benar saja, ternyata ingatan tentang masa lalu membuat Naria tanpa sadar meneteskan air matanya.

"Aku Naria. Tidak ada apa-apa" Balas Naria dengan singkat, sambil melepaskan tangan kanannya yang masih digenggam Hana. Lalu Kembali menatap ke arah matahari yang sebentar lagi akan benar-benar menghilang.

"Sedang ada masalah? Mau cer---" Belum sempat hana menyelesaikan perkataannya, Naria sudah lebih dulu menoleh kearah hana dan melemparkan tatapan tajamnya, yang membuat hana langsung terdiam.

"Apa yang harus kuceritakan? Apa yang akan kudapat jika aku menceritakannya kepadamu? Atau, apa yang akan kamu lakukan jika kamu mengetahui ceritaku? Agar kau bisa seenaknya menilaiku? agar kau bisa sembarangan menghinaku seperti mereka? Jangan pernah seolah ingin akrab ataupun berteman denganku karena pada akhirnya kamu akan seperti mereka yang perlahan akan menjauh ketika mengetahui tentangku." Ujar Naria dengan napas yang memburu.

Hana terdiam. Beribu pertanyaan muncul dalam benak Hana. Hana kebingungan, masalah apa yang telah dilewati Naria hingga ia sampai seperti ini.

Perlahan senyuman tersungging diwajah Hana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun