Mohon tunggu...
EsTeh07
EsTeh07 Mohon Tunggu... Lainnya - murid

Halo! Semoga blog saya membantu :D

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketulusan Dalam Masyrakat

13 November 2024   11:02 Diperbarui: 13 November 2024   11:17 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

   Di zaman sekarang, khususnya di Indonesia, ada banyak sekali permasalahan yang muncul
seperti perceraian dan korupsi, kedua kasus terbesar dan terbanyak pada masa ini. Permasalahan
tersebut memiliki kesamaan yaitu ketiadaannya nilai hidup ketulusan. Ketulusan adalah sikap
kesungguhan dan kejujuran dalam melakukan aktivitas, dengan intensi untuk menolong orang
lain dan mempunyai dampak positif terhadap masyarakat bukan dengan intensi yang tidak murni.
Walaupun nilai keikhlasan sangat penting di tengah masyarakat, sudah jarang kita temukan nilai
ini dalam masyarakat, termasuk pejabat, tokoh ternama, maupun rakyat biasa.


   Menurut KBBI, korupsi adalah penyalahgunaan uang negara untuk keuntungan pribadi atau
orang lain, tetapi ini hal ini tidak berhenti pada uang negara saja, korupsi juga terjadi dengan
aspek berharga lainnya yang diperoleh dari memanfaatkan seseorang. Mirip dengan korupsi,
proses perceraian melibatkan berbagai bentuk ketidaktulusan, baik disengaja maupun tidak. Hal
ini bisa terletak pada motif dan alasan perceraian, tindakan yang terjadi dalam kurun waktu
perkawinan, atau menyembunyikan aset moneter. Dengan jumlah kasus yang disertai masalah
serupa, kita dapat menyimpulkan bahwa persentase besar populasi menunjukkan sedikit atau
tidak ada tanda-tanda nilai kehidupan ini.


   Setiap orang akan mempunyai alasan yang berbeda-beda mengapa mereka melakukan tindakan
tertentu, hal ini juga berlaku pada ketidaktulusan. Menurut survei, beberapa alasan yang paling
umum adalah untuk mendapatkan keuntungan, perlindungan diri dari luka emosional dengan
membangun tembok, karena pengalaman masa lalu yang memberikan trauma kepada orang
tersebut, pengaruh lingkungan, kurangnya empati, sulit untuk memahami perasaan orang lain
ataupun tekanan sosial dari lingkungan. Alasan-alasan tersebut yang menyebabkan para pelaku
melakukan berbagai tindakan tersebut tanpa memikirkan korbannya, hal ini dapat berujung pada
suatu siklus, korban juga bisa menjadi pelaku. Kurangnya ketulusan dalam berkomunikasi dapat
menyebabkan situasi yang tidak nyaman dan tidak dapat dipercaya, menyebabkan isolasi sosial
dan penyesalan di antara orang-orang yang terlibat.


   Sebagai orang Katolik dan anggota masyarakat, kita harus menunjukkan nilai hidup ketulusan
untuk tidak hanya membantu orang lain tetapi juga menjadi teladan, sehingga lebih banyak orang
akan berpikir dan bertindak dengan cara yang sama. Beberapa nasehat dari Paus Fransiskus
adalah “EG46: Selalu melakukan hal baik sesuai kemampuan kita dengan keberanian. “ dan
“EG49: Lebih baik Gereja yang kotor karena keluar ke jalanan daripada Gereja yang sakit karena
menutup diri pada rasa amannya sendiri. Sebagai minoritas, kita diajak untuk justru terlibat
meski tidak selalu enak.” Yang berarti meskipun cara yang salah mungkin terlihat lebih mudah,
melakukan hal-hal dengan cara yang benar dengan niat yang benar akan lebih bermanfaat tidak
hanya bagi orang-orang di sekitar Anda, tetapi juga bagi diri Anda sendiri. Kita juga harus selalu
mengulurkan tangan membantu mereka yang membutuhkan, karena ini juga merupakan cara
bagi kita untuk mengabdi kepada masyarakat dan juga kepada Tuhan.

Sumber:

https://karyakepausanindonesia.org/2024/09/08/lakukan-dengan-ketulusan-hati-bukan-ambisi/
https://sanyospwt.com/2019/02/02/ketulusan-untuk-melayani/
https://kemenag.go.id/kristen/ketulusan-hati-zf1w3n
https://malangposcomedia.id/ketulusan/
https://aclc.kpk.go.id/aksi-informasi/Eksplorasi/20230803-ciri-ciri-dan-indikator-penyebabkorupsi
https://pina.id/artikel/detail/5-alasan-terbesar-penyebab-perceraian-di-indonesia-9uzsrlr6bq4

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun