Mohon tunggu...
Agnike saranga
Agnike saranga Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Aku Tidak Nakal, Hanya Butuh Perhatian

11 April 2019   13:13 Diperbarui: 11 April 2019   13:53 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Masa anak-anak merupakan masa yng sangat penting diperhatikan oleh orang orangtua. Mengapa demikian? Karena masa anak-anak adalah masa di mana karakter, sifat dan tingkah laku mereka harus dibentuk. Selain itu pada masa ini, proses pertumbuhan dan perkembangannya berada pada tahapan di mana mereka mulai mengembangkan kemampuan kognitif dan motoriknya. Dalam proses pertumbuhannya, tentu ada tingkatan fase yang akan dialami anak. Mulai dari mereka berada di dalam kandungan sampai masuk pada umur 6 tahun.

Manzur (2005) mengatakan bahwa anak-anak pada usia 0-6 tahun merupakan kelompok anak yang berada pada tahap proses pertumbuhan dan perkembangan yang unik. Hal ini terjadi karena banyak hal terutama seperti yang Suyanto (2005) katakan bahwa pada masa ini anak berada pada tahap emas (Golden age) yaitu tahap di mana anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang cukup pesat dan tidak tergantikan pada masa berikutnya. Oleh karena itu, masa ini sangat penting diperhatikan karena ada banyak penelitian yang mengatakan bahwa pada masa ini karakter anak sangat potensial untuk menerima berbagai ajaran yang hasilnya akan membekas lama. Dengan itu, karakter anak akan mulai terbentuk dan dari karakter itu, maka akan terlihat bagaimana peningkatan pertumbuhan dan perkembangan anak.

Tahap di mana anak bertumbuh dan berkembang akan terus berlanjut. Setelah berada pada masa emas, akan ada lagi masa di mana mereka akan menerima lebih banyak informasi dan pengetahuan yaitu di sekolah. Pada umur 6-11 tahun, menurut Child Development Theories anak berada pada tahap yang disebut Middle Childhood, yaitu tahap di mana anak belajar sesuatu dan mulai membayangkan dengan abstrak. Contohnya, ketika anak mereka diberikan sebuah gambar mobil di selembar kertas, maka yang muncul dipikiran mereka adalah sebuah mobil asli. 

Selain itu tahap ini adalah tahap di mana anak sangat ekspresif. Tentu pada tahapan ini anak akan lebih banyak mengalaminya di sekolah dasar. Sekolah dasar tentu melibatkan peran seorang guru karena pada tahapan ini, anak akan lebih banyak mengalaminya di sekolah dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu peran guru disekolah sebagai pemberi informasi kepada anak, harus mengerti semua karakter yang dimiliki anak. Hal ini penting karena setiap anak pasti memiliki perbedaan karakter dan cara menangkap sesuatu di kelas.

Bukan hanya perannya sebagai pengajar  dan pemberi informasi melainkan sebagai peneliti di sekolah yang mendalami semua karakter anaknya di kelas, sehingga mengerti apa saja yang dibutuhkan anak di kelas. Selain itu guru sebagai peniliti, harus mampu mengetahui semua latar belakang anaknya, agar guru tahu apa yang menjadi halangan dan hambatan seorang anak mengikuti pelajaran di kelas. Kemudian, lewat hal itu guru harus mampu mengasihi mereka bahkan mempelihatkan dan membantu murid mengetahui bahwa mereka adalah manusia yang sangat berharga. Akan tetapi pada kenyataannya, sangat kurang guru yang didapati mampu melakukan hal seperti ini. 

Mengapa demikian? Karena pada masa sekarang ini guru lebih bergantung pada kurikulum yang mengajarkan pendidikan formal dan tidak melihat sesuai situasi anak di sekolah. Bukan hanya itu, guru masa sekarang lebih mengutamakan mengajarkan pelajaran yang pada intinya mengharuskan "Anak pintar dan mendapatkan nilai yang tinggi" sehingga melupakan hambatan anak. Memang sangat penting untuk mengajarkan anak agar mereka bisa pintar dan mendapat nilai yang bagus. Tetapi, seorang guru harus menyadari bahwa setiap anak memiliki karakter yang berbeda sehingga pendidikan formal yang diberikan kepada yaitu menganggap semua anak sama dan mengajar mereka dengan metode yang sama tidak akan berhasil.

Hal lain yang menjadi penghalang keberhasilan dalam mengajar di sekolah adalah "mindset" salah seorang guru. Seperti menganggap anak-anak yang hiperaktif di kelas dan suka membuat kerisuhan adalah anak yang nakal sedangkan yang penurut dan memiliki nilai yang bagus adalah anak yang pintar.  Bukan hanya itu, kita juga bisa menjumpai perilaku guru yang tidak adil terhadap muridnya. Seperti murid yang rapi pasti disayang, sedangkan murid yang penampilannya "berantakan" tidak dihiraukan guru. Oleh karena itu, maka terjadi perbedaan kelas antara kedua sifat ini, sehingga yang dianggap nakal dan jorok biasanya diletakkan pada kelas terakhir dan yang pintar diletakkan di kelas yang unggul. Seperti pada sebuah kasus berikut.

Kasus yang berada di salah satu sekolah dasar di Toraja Utara. Ada seorang murid yang berumur  7 tahun. Sebut saja namanya Reno. Reno merupakan murid sekolah dasar kelas 2, memiliki latar belakang yang sangat berbeda dengan teman sebayanya. Dia berasal dari keluarga yang miskin dan ayahnya tidak diketahui. Selain itu Reno juga memiliki keterbelakang fisik yaitu cacat mental sehingga pertumbuhannya berbeda dengan teman-temannya. Akan tetapi, di kelas Reno selalu berusaha aktif dalam belajar dan bermain, bahkan Reno memiliki kesukaan dalam menggambar dan mewarnai. Dia tidak pernah merasa bahwa ada perbedaan dalam dirinya dengan teman lainnya.

Pada saat jam pelajaran di kelas, Reno tertangkap oleh gurunya mengganggu temannya di kelas. Kemudian gurunya membentaknya bahkan mengatakan kata-kata yang kasar seperti "anak nakal, tidak tahu didikan" dan bahkan dia "dicubit" oleh gurunya. Saat itu Reno hanya bisa diam dan merasakan ketakutan yang luar biasa dan menahan sakitnya cubitan. Mulai dari kejadian itu, gurunya semakin menunjukkan hal yang tidak benar kepada Reno. Dia membedakan Reno dengan teman kelas lainnya dan selalu mengatakan kepada Reno bahwa Reno adalah anak yang "Jorok" dan sangat "Bau".

Hal itu belum membuat Reno merasa takut dengan perlakuan gurunya. Kemudian setelah kejadian itu, Reno dan teman-temannya diberikan tugas menggambar dan mewarnai. Hal ini yang paling disukai Reno. Saat itu, dia menggambar dan mewarnai penuh dengan keceriaan dan tanpa beban. Setelah menggambar dan mewarnai, tiba saatnya mereka maju ke meja guru dan memeriksa hasil gambar mereka. Hampir semua teman Reno mendapatkan nilai dan komentar yang bagus. Berbeda dengan Reno yang mendapatkan komentar yang buruk dari guru. Hal ini membuat Reno merasa sangat sedih dan berpikir bahwa ternyata tidak ada satupun hal yang mampu dia lakukan. Langsung saat itu Reno menangis dan tidak ada satupun teman-teman bahkan gurunya yang peduli dengannya.

Sangat keterlaluan ketika seorang guru yang diandalkan membantu anak menemukan talentanya di sekolah, malah membunuh talenta itu. Saat teman-temannya melihat Reno menangis, mereka mulai mengejek Reno bahkan tidak senggan memukulinya. Hal ini tentu membuat Reno semakin terpojokkan dan bahkan membuat Reno merasa bahwa sekolah adalah "Neraka baginya". Bagaimana ini terjadi? Karena perlakuan yang diterima Reno dari guru dan teman-temannya, sehingga membuat dia tidak ingin menginjakkan kaki di sekolah itu lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun