Mohon tunggu...
Universitas Ahmad Dahlan
Universitas Ahmad Dahlan Mohon Tunggu... Lainnya - Perguruan Tinggi Muhammadiyah

Perguruan Tinggi Muhammadiyah

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Manajemen Strategis untuk Kesuksesan Karier

4 Desember 2024   09:50 Diperbarui: 4 Desember 2024   09:58 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ahmad Dahlan Accounting Fair (ADAF) ke-10 sukses diselenggarakan di Amphitarium Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Kampus IV pada hari Rabu, 27 November 2024, dengan tema besar yang membahas manajemen strategis dalam membangun karier generasi muda. Acara ini dihadiri oleh berbagai peserta, mulai dari mahasiswa hingga profesional muda. Salah satu sesi yang menarik perhatian adalah presentasi dari narasumber Fitri Maulidah Rahmawati, S.E., M.Si., dosen Manajemen Universitas 'Aisyiyah (UNISA), yang membahas "Manajemen Strategis untuk Membangun Karier: Panduan untuk Generasi Z & Milenial".

Dalam paparannya, Fitri menjelaskan bahwa manajemen strategis adalah proses menetapkan tujuan karier, mengembangkan strategi, dan menyesuaikan rencana berdasarkan kemajuan. Ia menekankan pentingnya memberikan arahan yang jelas dalam menghadapi pasar kerja yang cepat berubah. Dengan strategi yang tepat, generasi muda dapat mengambil keputusan lebih bijak terkait karier mereka. "Manajemen strategis memberikan kerangka untuk menyusun langkah-langkah konkret menuju kesuksesan, terutama di tengah dinamika dunia kerja saat ini," ujarnya.

Fitri juga memaparkan empat alat manajemen strategis yang dapat digunakan untuk kesuksesan karier. Pertama, analisis SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, threats) untuk mengevaluasi potensi dan tantangan pribadi. Kedua, personal branding untuk membangun citra profesional yang kuat. Ketiga, menetapkan sasaran yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan terikat waktu (SMART goals). Keempat, pemetaan karier untuk merancang langkah-langkah jangka panjang. Generasi milenial, menurutnya, menekankan keseimbangan kerja dan kehidupan, fleksibilitas, serta karier yang bermakna, sementara gen Z lebih memprioritaskan keadilan sosial, inklusivitas, dan kesehatan mental.

Pentingnya pengembangan keterampilan juga menjadi sorotan. Fitri menjelaskan bahwa perubahan pasar kerja memerlukan adaptasi yang cepat dan peningkatan kompetensi. Ia mengingatkan bahwa keterampilan seperti komunikasi, pemecahan masalah, dan kemampuan digital adalah kunci untuk bertahan di era ini. "Menghadapi dunia kerja yang terus berubah, pengembangan keterampilan adalah investasi jangka panjang," tuturnya.

Mengakhiri sesi, Fitri mengutip kata-kata Umar ibn al-Khattab, "No amount of guilt can change the past, and no amount of worrying can change the future." Ia mengajak peserta untuk fokus pada masa kini dan terus membangun masa depan yang lebih baik melalui manajemen strategis. Dengan wawasan yang dibagikan, seminar ini memberikan panduan praktis bagi generasi muda dalam menavigasi dunia kerja yang kompetitif. (Dilla)

uad.ac.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun