Mohon tunggu...
Universitas Ahmad Dahlan
Universitas Ahmad Dahlan Mohon Tunggu... Lainnya - Perguruan Tinggi Muhammadiyah

Perguruan Tinggi Muhammadiyah

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Pilihan

UAD Gelar Seminar Bahaya Miras dan Penolakan Peredarannya di DIY

29 November 2024   17:13 Diperbarui: 29 November 2024   10:46 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bimawa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) gelar seminar bertajuk "Miras dan Potensi Konflik Sosial dan Deklarasi Penolakan Miras di DIY" (Sumber: BHP UAD)

Superioritas Kelompok dan Reaksi terhadap Ancaman

Kecenderungan untuk merasa bahwa kelompoknya lebih unggul dibandingkan kelompok lain dapat memicu konflik, terutama jika kelompok mereka merasa direndahkan atau diremehkan. Ketika kelompok tertentu menerima perlakuan yang dianggap sebagai ancaman terhadap martabat atau status mereka, reaksi yang muncul sering kali berupa serangan balik terhadap kelompok yang dianggap sebagai pelaku penghinaan. Sikap defensif ini dapat memperburuk hubungan antarkelompok, menciptakan lingkaran konflik yang sulit dihentikan.

Bias Kelompok dan Penilaian Tidak Objektif

Bias kelompok adalah salah satu penyebab utama munculnya konflik sosial. Anggota kelompok cenderung memandang kelompok mereka sendiri sebagai pihak yang selalu benar dan enggan mengakui kesalahan. Sebaliknya, kelompok lain sering kali dinilai secara negatif tanpa mempertimbangkan fakta atau bukti yang ada. Pola pikir ini menimbulkan pandangan hitam-putih, di mana kelompok sendiri dianggap superior, sementara kelompok lain dianggap sebagai sumber masalah. Ketidakmampuan untuk melihat perbedaan secara objektif ini semakin memperuncing konflik, terutama ketika isu seperti peredaran miras menjadi pemicu.

Perbandingan Sosial dan Polarisasi Kelompok

Identitas kelompok sering kali terbentuk melalui perbandingan dengan kelompok lain. Proses ini, meskipun wajar dalam dinamika sosial, dapat menjadi sumber perpecahan ketika perbedaan yang ada justru diperbesar dan digunakan untuk menegaskan superioritas kelompok tertentu. Alih-alih membangun hubungan yang harmonis, perbandingan semacam ini cenderung memperlebar jurang pemisah antarkelompok. Dalam kasus minuman keras, misalnya, perbedaan pandangan atau sikap terhadap miras dapat menjadi alasan untuk saling menjatuhkan, menciptakan ketegangan yang memicu konflik terbuka. (Lin)

uad.ac.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun