"Tak ada burung terbang tinggi jika tak melayang'' menjadi peribahasa yang cocok untuk menggambarkan perjuangan Kabinet Resonansi Dedikasi Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Farmasi (BEMF-Farmasi) Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Pasalnya, konservasi tanaman obat keluarga (toga) yang dilakukan di Desa Grogol, Gunungkidul, selama enam bulan ini akhirnya berbuah manis. Lewat Program Peningkatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa), mereka berhasil menyabet juara II sebagai Ormawa Terkolaboratif di malam Anugerah Abdidaya Ormawa tahun 2024.
Memasuki tahun keempat, ajang bergengsi bertajuk pemberdayaan masyarakat yang diinisiasi oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Dit. Belmawa) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Dikristek) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek) itu digelar pada 79 November 2024 di Universitas Udayana Bali. Kegiatan tersebut merupakan sarana dalam peningkatan kapasitas mahasiswa dalam berorganisasi, penguatan karakter Pancasila, bela negara, cinta tanah air, berkebangsaan, kepemimpinan, dan kerja sama (team work).
Ketua tim PPK Ormawa BEMF-Farmasi UADÂ Ichsanul Akmal mengaku cukup terkejut dengan predikat yang dicapai. "Saya tidak menyangka tim kami dapat masuk nominasi Abdidaya, apalagi meraih penghargaan. Ini adalah dari hasil kerja nyata seluruh tim pelaksana, supervisi dan ormawa, dosen pendamping, PKM Center, dukungan universitas, serta tentu saja masyarakat Desa Grogol yang selalu mendukung setiap langkah kami," katanya.
Keberhasilan ini tentu bukan hal yang mudah. Lebih dari 2.000 proposal dari seluruh ormawa di Perguruan Tinggi se-Indonesia diseleksi, tetapi hanya 660 tim saja yang lolos pendanaan. Setelah melewati Penilaian Kemajuan Pelaksanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKP2), tim PPK Ormawa BEMF-Farmasi terpilih untuk menghadiri malam Anugerah Abdidaya Ormawa bersama 160 nominator lainnya.
Proses monitoring, evaluasi, dan pendampingan oleh Gubernur BEMF-Farmasi (ketua ormawa) Yusron Umar sepanjang pelaksanaan program juga menjadi kontributor dalam prestasi baru mereka. "Alhamdulillah, tentunya menjadi pencapaian yang luar biasa. Namun, hal ini tidak luput dari segala peluh dan perjuangan teman-teman yang berdinamika bersama di PPK Ormawa BEM Farmasi tahun 2024, juga segala doa yang dipanjatkan oleh seluruh elemen Fakultas Farmasi UAD. Semoga hal baik ini bisa ditingkatkan lagi pada tahun-tahun berikutnya, dari Fakultas Farmasi untuk Indonesia," ucap Yusron.
Tak berhenti sampai di sini, dukungan-demi dukungan terus diberikan termasuk dari dosen pendamping yakni Dr. apt. Dwi Utami, M.Si. Selama pelaksanaan program, ia memberi arahan untuk menciptakan ide-ide inovatif dan mendorong tim agar tetap bersemangat menjalankan amanah pengabdian ini.
"Bimbingan dan motivasi dari pembimbing sangat membantu kami agar terus lanjut, terutama saat kami mulai clueless dalam menjalankan program," tutupnya. (FF/ish)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H