Mohon tunggu...
Universitas Ahmad Dahlan
Universitas Ahmad Dahlan Mohon Tunggu... Lainnya - Perguruan Tinggi Muhammadiyah

Perguruan Tinggi Muhammadiyah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Seperti Apa Gaya Kepemimpinan Strategis?

5 Juni 2023   09:21 Diperbarui: 5 Juni 2023   09:29 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bedah Buku  karya KASAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Wahit) 

"Kalau kita bicara tentang pemimpin, kira-kira Gen Z ini berpikir apa? Rata-rata mereka menyebutkan perfection atau kesempurnaan. Ketika saya tanya apa maksudnya, mereka terdiam. Sebenarnya apa, sih, kesempurnaan itu? Menurut saya kesempurnaan itu masalah hati, masalah selera. Apa yang sempurna menurut saya, belum tentu sempurna bagi orang lain. Ketika saya baca lembar demi lembar buku ini, saya kemudian memahami bahwa kesempurnaan mempunyai konsekuensi, artinya sulit dipahami dan menimbulkan batasan-batasan tertentu. Namun, di buku ini pula saya menemukan poin-poin menarik tentang bagaimana memanusiakan tim, mereka yang kemudian harus digerakkan lewat hati," ungkap Nitia Anisa, moderator acara Launching dan Bedah Buku Jenderal TNI Dr. Dudung Abdurachman, S.E., M.M. di Amphitarium Lantai 9 Kampus Utama Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Senin, 22 Mei 2023.

Buku berjudul Gaya Kepemimpinan Strategis dan Green Human Resource Management dalam Membangun Teamwork yang diluncurkan dan dibedah ini merupakan produk diseminasi hasil penelitian Dr. Dudung setelah berhasil mempertahankan disertasi untuk meraih gelar doktor pada 11 Juni 2022 lalu. Ia merupakan lulusan Akademi Militer (Akmil) pada tahun 1988 dari Kecabangan Infanteri. Dr. Dudung menempuh pendidikan sarjana di Fakultas Ekonomi Universitas Krisnadwipayana (UNKRIS) Jakarta. Kemudian, memperoleh gelar master di Fakultas Ekonomi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STEI) Makassar dan gelar doktor di Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti. Sejak November 2021, ia diamanati sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD).

Pengalaman sebagai Sumber Inspirasi 

Tahun 2020 adalah tahun terjadinya pergerakan dan pergolakan besar-besaran dalam dunia politik. Dengan wacana utama penolakan Omnibus Law RUU Cipta Kerja, mahasiswa dan kelompok-kelompok masyarakat terjun ke jalan untuk melakukan aksi demonstrasi. Dr. Dudung mengingat kembali ke masa-masa itu.

"Saat saya Pangdam Jaya, ada demo besar-besaran oleh mahasiswa tentang Omnibus Law. Saya menghalau massa dari arah Pertamina yang akan menguasai istana. Kami berhasil menghalau massa di Pertamina untuk dipukul mundur menuju ke arah Istiqlal. Kemudian saya kembali, tetapi persis di depan Kantor Mahkamah Konstitusi (MK), ada massa, mahasiswa, dan anarko, kurang lebih 1.500 orang," terangnya.

Anarko adalah suatu kelompok yang diciptakan oleh "preman-preman" dari berbagai daerah. Ada pihak-pihak yang memobilisasi. Kembali ke masa demonstrasi, KSAD Dudung dan pasukannya membantu Kapolda untuk menghalau massa tersebut. Ia menyampaikan kepada mahasiswa bahwa istana adalah gedung dan lambang negara, kantor pemerintahan yang harus kita amankan.

"Mereka (mahasiswa) paham setelah dijelaskan dengan baik. Namun, kelompok anarko memprovokasi akan tetap menguasai istana. Akhirnya, saya sampaikan, kalau tetap memaksa akan menguasai, kalian akan berhadapan dengan saya."

Ketika sudah bersiap-siap, lantunan azan terdengar. Kelompok mahasiswa menyarankan untuk salat berjamaah. Bahkan, memintanya untuk menjadi imam. Setelah salat dan berdiskusi, mahasiswa memutuskan kembali dan meminta diamankan oleh pasukan. "Kami pisahkan mahasiswa dengan kelompok anarko."

Peristiwa tersebut adalah satu dari banyak pengalaman yang menjadi dasar berpikir bahwa pemimpin itu harus bersifat teduh. Pemimpin harus bisa meneduhkan, mengendalikan, dan mewujudkan rasa aman sehingga kehadirannya dinantikan. Gagasan-gagasan inilah yang dituangkan dalam buku KSAD Dr. Dudung Abdurachman.

Antara Praktik dan Teoritik

Dosen Fakultas Hukum UAD Dr. Drs. Immawan Wahyudi, M.H. selaku narasumber bedah buku menyatakan, "Tak banyak tentara yang menulis buku. Namun, Jenderal Dudung dengan fasih bicara soal filosofi teoritik kepemimpinan, yaitu gaya kepemimpinan. Sedang Green Human Resource Management di sisi lain menunjukkan praktik kemiliteran."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun