Mohon tunggu...
Universitas Ahmad Dahlan
Universitas Ahmad Dahlan Mohon Tunggu... Lainnya - Perguruan Tinggi Muhammadiyah

Perguruan Tinggi Muhammadiyah

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Mengenal Cara Setan Melawan Manusia

4 April 2023   09:18 Diperbarui: 4 April 2023   09:21 1153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kajian Menjelang Berbuka Puasa Ramadan di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Istimewa) 

Sebelum manusia diciptakan oleh Allah, terlebih dahulu Allah telah menciptakan musuh-musuh manusia, seperti iblis, setan, dan jin. Allah menciptakan setan itu sebagai musuh yang nyata bagi manusia, hal tersebut dinyatakan dalam Q.S. Yusuf: 5. Sementara ini, dalam Q.S. Fatir: 6, Allah juga berfirman, "Sungguh setan itu adalah musuh bagimu, maka perlakukanlah ia sebagai musuh, karena sesungguhnya setan itu hanya mengajak golongannya agar mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala".

Itulah pemaparan pembuka yang disampaikan Ustaz Drs. H. Anhar Anshory, M.S.I., Ph.D., dalam kesempatan Kajian Menjelang Berbuka di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (29-3-23) yang menjelaskan bahwa golongan-golongan setan itu berasal dari jin dan iblis.

Iblis berasal dari kata abrasa yang berarti frustrasi, pembangkang, karena ia membangkang dari perintah Allah. Kemudian jin berasal dari kata najana yakni sesuatu yang tidak tampak. Oleh karena itu mengapa sebelum terbentuknya bayi secara sempurna dikatakan sebagai janin? Karena wujudnya masih ada di dalam kandungan dan tidak tampak secara langsung di depan mata kepala. Kata jin bisa juga berasal dari kata junnah artinya perisai, dan janna-jannihi-jin yang artinya sesuatu yang tersembunyi. Selanjutnya adalah setan yang berasal dari kata satana yang berarti menjauh, menjauh dari perintah dan rahmat Allah Swt.

Mengulas kembali kisah setan yang tidak mau bersujud kepada manusia, pada saat itu Allah menyuruh malaikat bersujud kepada Nabi Adam, kecuali iblis atau setan. Setan dengan sombongnya tidak mau sujud kepada manusia (Adam), karena ia tercipta dari api sehingga merasa lebih tinggi dan hebat. Setan sombong tetapi tidak memiliki analisis yang bagus.

"Mengapa? Sebab realitasnya dilihat dari sifatnya api itu tidak bisa memusnahkan tanah, tetapi tanah dapat memadamkan api. Selain itu tanah adalah tempat tumbuh berbagai tanaman dan sebagai lahan penghidupan bagi apa yang diperlukan oleh manusia di bumi," terang Ustaz Anhar Anshory.

Tidak hanya sampai di situ, setan juga menyindir dengan berkata kepada Allah, "Mengapa Engkau menjadikan manusia itu menjadi khalifah padahal kerajaannya hanya menumpahkan darah?" Lantas Allah menjawab, "Aku lebih tahu daripada kamu (setan)." Manusia itu lebih hebat, Adam dapat menyebutkan nama-nama benda dan tidak terlepas dari pertolongan Allah, sedangkan setan itu lemah. Namun pertanyaannya adalah, mengapa banyak manusia yang tertipu dengan setan? Hal itu dikarenakan manusia tidak bisa memahami dan membangun potensi dirinya, sehingga tidak memiliki kekuatan untuk membelenggu setan.

"Mendengar kata belenggu, maka berkaitan erat dengan puasa, karena wa shufadatissyayaathiin, dan setan-setan itu dirantai atau dibelenggu. Lalu siapa pelakunya? Pelakunya bukanlah Allah. Jika selama ini kita berpikir bahwa setan-setan dibelenggu atau dirantai selama Ramadan oleh Allah itu merupakan persepsi yang kurang tepat. Sebab sebenarnya orang-orang yang melakukan puasa atas dasar iman dan lillahi ta'ala itulah yang membelenggu.

"Jadi di bulan Ramadan ini bagaimana kita dapat menjadikan setan itu terbelenggu agar tidak dapat menggoda sehingga merusak puasa yang kita jalankan dalam rangka meningkatkan kualitas puasa kita? Semuanya tergantung bagaimana kesiapan iman dalam diri kita."

Strategi Setan Melawan Manusia

Terdapat beberapa cara setan melawan manusia, di antaranya sebagai berikut.

1. Menyesatkan (Tadhill)

  • Bisikan (waswasah), secara umum ditegaskan dalam Q.S. An-Naas bahwa setan membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia. Kemudian dalam hadis Nabi juga menyatakan bahwa keistimewaan setan yaitu bisa menyelinap ke dalam aliran darah manusia.
  • Lupa (nisyan), Q.S. Al-An'am: 68. Sifat lupa merupakan salah satu sifat manusiawi yang dimiliki manusia dan bersifat kodrati seperti yang dialami oleh para orang tua. Namun, ada lupa yang tidak bersifat kodrati yakni lupa yang disebabkan oleh setan yang menjadikan manusia lupa terhadap larangan-larangan Allah.
  • Angan-angan kosong (tamani), Q.S. Al-Mujadilah: 19. Setan menjadikan manusia berangan-angan sehingga manusia lalai, bahkan sekadar angan-angan tanpa usaha apa pun. Tentu hal tersebut menjadi suatu kemustahilan yang dapat menjadikan manusia stress akibat angan-angan yang tidak tercapai.
  • Memandang baik perbuatan maksiat, Q.S. Al-Hijr: 3940. Contoh dalam ranah pemilu, mereka banyak yang memandang bahwa sogok-menyogok adalah suatu fenomena yang sah-sah saja. Padahal Nabi telah menegaskan bahwa "Dilaknat oleh Allah orang yang menyogok dan disogok."
  • Janji palsu (wa'dun), Q.S. Ibrahim: 22. Jadi setan itu memang mendorong manusia bermain janji. Bahkan dahulu dibolehkan memerangi orang-orang yang mengingkari janji atau munafik.
  • Tipu daya setan (kaidun), Q.S. An-Nisa': 76. Manusia ditipu dengan kenikmatan dunia seolah-olah dunia adalah sumber kebahagiaan yang sempurna padahal Allah telah menyatakan dalam Al-Qur'an bahwa dunia itu adalah kesenangan yang bersifat menipu.
  • Hambatan (shaddun), Q.S. An-Naml: 24.
  • Permusuhan ('adwah), Q.S. Al-Maidah: 91.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun