Mohon tunggu...
Universitas Ahmad Dahlan
Universitas Ahmad Dahlan Mohon Tunggu... Lainnya - Perguruan Tinggi Muhammadiyah

Perguruan Tinggi Muhammadiyah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Konseling bagi Diri Sendiri

28 Maret 2022   11:38 Diperbarui: 28 Maret 2022   12:09 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Talkshow Unit Konseling Mahasiswa tentang Pentingnya Konseling bagi Diri Sendiri oleh Bimawa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Tsabita)

Unit Konseling Mahasiswa dari Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan Talkshow AADC "Ada Apa dengan Counseling?" dengan tema seberapa penting konseling bagi dirimu? Acara disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Bimawa UAD pada Jumat, 25 Maret 2022. 

Hadir sebagai pemateri yaitu Dr. Dody Hartanto, M.Pd., Wakil Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UAD sekaligus Ketua Ikatan Bimbingan dan Konseling Perguruan Tinggi ABKIN.

Konseling adalah sebuah upaya memberikan bantuan kepada orang yang bermasalah (sedang menghadapi masalah). Kebanyakan stereotip yang ada di masyarakat adalah konseling identik dengan orang yang melakukan kesalahan, hal ini yang perlu diluruskan. 

Menurut Dody, pemikiran ini terbentuk karena di sekolah-sekolah, BK identik dengan murid nakal, bermasalah, dan perlu penanganan khusus.

Pada dasarnya terdapat empat prinsip dalam proses konseling, yaitu memahami diri sendiri, menerima diri sendiri, mengarahkan diri sendiri, dan mengaktualisasikan diri sendiri. 

Ketika tahapan-tahapan ini telah berhasil dilalui, maka krisis dalam inner-self akan menurun sedikit demi sedikit. 

"Konseling fokus membantu dalam hal psikologis, dalam kasusnya, kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik sehingga kita juga perlu fokus dengan hal tersebut," terang Dody.

Menurut data yang dipaparkannya, Dody menyebut bahwa hampir 34% mahasiswa memiliki keinginan untuk bunuh diri. Hal ini jelas mengindikasikan red flag atau tanda bahwa Indonesia dalam kondisi darurat tentang kesadaran pentingnya kesehatan mental dan psikologis. 

Banyak dari mereka yang ragu untuk mencari bantuan sehingga membuat kondisinya makin parah. Data lain juga menunjukkan bahwa 87% mahasiswa Indonesia merasakan stres karena salah jurusan. Depresi dan perasaan tertekan menjadi dua hal yang akrab dengan mereka.

Mengatasi permasalahan tersebut, yang menjadi pertanyaan adalah kapan seseorang harus mulai bercerita? Hal pertama yang harus disadari adalah tidak semua permasalahan bisa diatasi oleh diri sendiri. 

Jadi, ketika sudah tidak bisa menyelesaikan masalah, pergilah mencari bantuan psikologis. Jangan merasa baik-baik saja, ketika sudah merasakan ada indikasi ketidaknyamanan, setidaknya temui seseorang yang bersedia mendengarkan cerita dan segera lakukan konseling. (tsa)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun