Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) adalah kegiatan pembinaan dan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan atau Lembaga Eksekutif Mahasiswa. Program ini diupayakan untuk pengembangan soft skills mahasiswa dengan menumbuhkan rasa peduli untuk berkontribusi kepada masyarakat desa.
Sedangkan Program Pengembangan Pemberdayaan Desa (P3D) merupakan kegiatan pembinaan dan pemberdayaan desa menuju tahap paripurna guna menindaklanjuti beragam hasil kegiatan pembinaan dan pemberdayaan desa yang telah dilakukan oleh organisasi mahasiswa di tahun sebelumnya di desa yang sama. Keduanya merupakan program yang dicanangkan oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemenristekdikti).
Setiap tahun, terdapat ribuan proposal PHP2D dan P3D yang diajukan ke Kemenristekdikti. Ribuan proposal tersebut nantinya akan diseleksi hingga akhirnya lolos pendanaan.
Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Farmasi dan tim P3D Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) PBSI Universitas Ahmad Dahlan (UAD), berhasil lolos pendanaan membocorkan tips dan triknya.
Ditya Oktaviani dan Atik Widyaningrum yang merupakan ketua dari tim PHP2D IkatanMenurut Ditya salah satu parameter PHP2D dapat lolos pendanaan adalah potensi dari desa binaan yang diangkat harus benar-benar menarik dan bisa dilihat kelanjutannya. Selain itu, penting untuk mengikuti aturan-aturan dengan benar, rutin konsultasi dengan dosen dan senior, serta mengikuti perkembangan informasi terkini.
"Ikuti aturan-aturan dengan benar, perbanyak konsultasi dengan dosen dan senior yang sudah pernah lolos pendanaan, giat mencari informasi ke PKM Center, website, dan sebagainya. Selain itu, koordinasi dengan tim juga sangat penting," paparnya.
Lebih lanjut Ditya mengingatkan bahwa rancangan dana harus detail, realistis, berdasarkan survei, dan sesuai dengan harga yang sebenarnya.
Sementara itu, Atik mengungkapkan bahwa untuk lolos P3D poin pentingnya adalah tahu apa permasalahan yang belum terselesaikan dan tahu solusinya. "Kalau bisa permasalahan terbaru dan berpotensi untuk desa binaan tersebut."
Atik juga menambahkan bahwa komunikasi dengan perangkat desa harus terus dijaga karena keberhasilan tidak hanya bergantung pada tim, tetapi juga pada perangkat desa bahkan mitra. (eka)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H