Mohon tunggu...
Zia Muthi Amrullah
Zia Muthi Amrullah Mohon Tunggu... -

Penulis, peminat filsafat

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Wasiat Seorang Petani

30 Mei 2014   12:27 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:57 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seorang petani di atas pembaringannya
kembang-kempis nafasnya
digenggam lengan putranya
membuka suara

Anakku,
teruslah menanam
meski hujan yang diimpikan tak kunjung
berdatangan
percayalah ia adalah akhir dari hamparan
kekeringan

Anakku,
teruslah menanam
biarpun hama selalu mengintai
rumput-rumput menjajah padi
keberadaan hama hanyalah pertanyaan
sedang dalam penyuciannya terkandung
jawaban

Anakku
teruslah menanam
musim panen dan gagalnya sama saja
sedang menanam itulah tujuan dan
lumbung dari semua petikan bahagia

Anakku
wakafkan usiamu untuk menanam
tebarkan benih
pupuk dan sirami tiap hari
sampai nafas tiba-tiba berhenti
dan indah sekuntum bunga senyum
merekah di senja sunyi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun