Mohon tunggu...
Unis Sagena
Unis Sagena Mohon Tunggu... -

Unis Sagena. Lahir di Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Suka nulis dan motret

Selanjutnya

Tutup

Catatan

1 Januari:Menguak Kisah-kisah

3 Januari 2013   10:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:34 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

apakah penanda waktu yang sebenarnya?  detak jarum jam,  degup jantung, angka-angka di kalender, siklus alam, gerak galaksi, atau…hanya nisbi dan beku dalam ruang? orang-orang memaknainya berbeda. semua merayakannya berlainan.

1 Januari bagi orang lain mungkin tanggal sakti yang selalu dinantikan. membuka  lembar pertama setiap tahun, spirit baru di angka kalender yang berwarna merah.  merapalkan doa dan harapan-harapan baru.   bagiku, 1 Januari  adalah waktuku menerobos masa ke belakang, sejauh mungkin, menguak kisah-kisah dari sosok yang paling penting tapi paling tak kukenali.  lelaki yang pergi – pulang,  sebenarnya – meninggalkan ingatan tipis dalam benak.  lelaki gagah yang “hanya” mewarisikan namanya di akhir namaku. lelaki hebat, yang telah memungkinkanku untuk lahir dan berarti – begitu testimoni tertulis di batu nisannya.   sosok yang tak sekalipun pernah kuingat kupanggil “ayah“,  tentunya pernah, tanpa bisa kupastikan bilamana.  betapa sedikit yang mampu kukenang.  semuanya samar, abu-abu. perlahan menjadi lupa.

tapi aku perlu  mengembalikan ingatan tentangnya -  yang mengendap di dalam, memungut dari luar.  pada akhirnya, ruang-ruang yang kosong  menagih untuk diisi.  dilengkapi.  dengan isyarat yang sederhana, pada masa yang hanya alam mampu wartakan. ada yang tanya, bagian mana yang tak samar?   mulailah dari situ, dari yang terang.  semua kan terkuak satu persatu.  disusuri hingga ke penghujungnya,  dan semua menjadi jelas.  lalu  merasa lega, rongga-rongga yang penuh tanya kini berisi.  ketika detik  jam berhenti, degup jantung yang menandai waktunya tiba. aku hanya perlu mengabadikannya segera, sebelum kepingan-kepingan itu berubah, atau berganti dengan yang lain. dalam jeda yang tak pasti, sebelum  waktu melaju.  sebelum beku memerangkap  butiran air.  lagi.

1 Januari.  sebenarnya bukan hari kepergiannya, tapi tanggal kelahirannya.  mestinya, kuucapkan “happy birthday, Ayah!”.  tapi yang melekat dalam ingatan adalah kisah-kisah kepergiannya, hari-hari biru ibu, dan putri-putri yang mencari ayah-ayah pengganti dari putra-putra ayahnya. namun amanah  tak pernah tuntas diemban, atau mungkin ruang yang kosong tak bisa diisi oleh yang lain?  1 Januari adalah satu-satunya tanggal yang kutau pasti dari sejarahnya. aku lupa tahun, lupa hari, lupa jam, lupa musim, lupa banyak. kecuali bunyi tembakan salvo yang mengiringi, lebih kuingat daripada suaranya.  lebih dari segala bunyi yang ada. jika rentang waktu menjauh,  suara pun kian melesap.

andai bisa dikekalkan dalam waktu…

(in memoriam:  ayahku – Sagena Hasan)

Al-Fatihah

1/1/2013 -  12:07 am

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun