Dua hari ini publik pencinta timnas sepakbola indonesia mungkin mendapatkan kabar yg tidak mengenakkan dari lokasi TC timnas yg sedang melakukan pemusatan latihan dalam rangka persiapan menjelang pergelaran piala AFF 2012, kabar mundurnya beberapa punggawa timnas yg merumput di ISL rasanya cukup meNGECEWAKAN, padahal sebelumnya publik sempat terCENGANG. kehadiran mereka ditimnas membuat sebagian besar masyarakat menaruh ekspektasi yang besar terhadap timnas, walaupun kenyataannya kehadiran mereka ditandai dengan sebuah kekalahan dalam laga persahabatan melawan salah satu klub eropa Valencia, akan tetapi, tetap bagi pencinta timnas itu sebuah kemenangan, rasa haru melihat semua punggawa timnas bersatu dilapangan tanpa istilah dari liga mana mereka berasal adalah sebuah pemandangan yang sangat kita rindukan setahun belakangan ini. Tapi sayang pemandangan seperti itu Cuma bisa kita saksikan selama 90 menit dilapangan tanpa ada perpanjangn waktu
sebagian orang mungkin sedih, dan kecewa, walaupun kita tau diluar sana masih ada talenta-talenta yang jauh lebih baik, tapi kekecewaan itu lebih karena hilangnya harapan masyarakat untuk melihat timnas kita kembali bersatu. hujatan, cacian, makian mungkin akan mereka terima sebagai imbas keputusan mereka, selain itu cap sebagai orang yang bermental tempe, pengecut, tidak nasionalis, atau apapun mungkin akan disematkan kepada mereka,
Apakah pantas kita menyalahkannya ? Saya rasa TIDAK, kita harusnya memahami mereka, saat ini beban berat harus mereka pikul berada diantara profesionalisme dan nasionalisme. bukankah patut kita garis bawahi bahwa keinginan untuk membela timnas sudah mereka PENUHI, niat mereka untuk keluar dari pusaran konflik sudah mereka BUKTIKAN, walaupun pada akhirnya mereka TAK BERDAYA melawan kekuatan yang begitu besar. kekuatan yang kitapun rasanya sudah putus asa menyaksikannya, konflik yang tak berkesudahan, aturan sudah tak ditegakkan, semuanya merasa paling berhak, dan akhirnya pemainlah yang harus dikorbankan, yah kalian hanyalah korban, korban dari sebuah kekuasaan, dan kepentingan,
Terima kasih buat BP dan kawan-kawan, kami tau niat kalian tulus, kesediaan kalian memenuhi panggilan timnas saat itu patut kita apresiasi. Kalian pernah memakai seragam timnas, kalian pernah berjuang atas nama garuda, pastilah dalam diri kalian sudah tertanam kecintaan kepada timnas, sesuatu yang rasanya tdk perlu kita pertanyakan lagi, walaupun kenyataannya merealisasikan kecintaan itu tidaklah sesederhana apa yang ada dalam fikiran,
Buat garuda-garuda yang lain tetaplah berusaha dan berjuang, lupakan semua konflik karena kalian sejatinya bukanlah bagian dari konflik tersebut, buktikan kalau kalian pantas berada ditimnas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H