Buku ke dua dari Rekson Silaban, mantan Presiden KSBSI, ini berjudul Bersatu atau Hilang ditelan sejarah, Menuju Koalisi Gerakan Buruh Indonesia yang Kuat. To cooperate, not to compete: bekerjasama, tidak bertarung, adalah pilihan terbaik untuk menguatkan posisi mereka yang saat ini dikepung oleh sistem outsourcing, buruh kontrak, buruh harian lepas, buruh informal. Buku ini juga mengulas paradoks gerakan buruh Indonesia, bahwa serikat buruh di Indonesia mekar tetapi lemah, pencapain gerakan buruh saat ini tidak sehebat kebebasannya. Perjuangan buruh belum berhasil mendatangan perubahan besar pada hidup keseharian buruh. Disamping itu juga union density (kepadatan) masih sekitar 8% dari total angkatan kerja (2002). Menyatukan gerakan buruh di Indonesia, apakah mungkin? penulis menggarisbawahi fragmentasi yang kuat serikat buruh di Indonesia, proposal untuk menyatukan gerakan buruh ini menjadi perhatian utama penulis, karena penyatuan gerakan buruh membawa dua keuntungan yang penting:
- penyatuan gerakan buruh akan meningkatkan political bargaining kalangan buruh;
- sebagai konsekuen lanjutannya, ketimpangan antara kelompok kaya dan kelompok miskin akan berkurang. Menjadi suatu yang penting bahwa serikat buruh yang kuat (dan unity) mendorong terciptanya pemerataan dan keadilan sosial di masyarakat. Serikat buruh sebagai pilar untuk mendorong distribusi ekonomi yang lebih baik diluar sistem pajak dan jaminan sosial.
Bagaimanapun juga penulis menyadari bahwa ada kendala kearah perwujudan persatuan tersebut, mulai dari masalah prinsip hingga ke persoalan yang lebih besifat ego para aktivis buruh. Oleh karena itu demi konteks kebutuhan untuk menyatukan gerakan buruh mungkin bisa dimulai dengan kerangka koalisi gerakan buruh untuk menguatkan gerakan buruh. Ada enam prasyarat minimum yang diajukan oleh penulis:
- menetapkan syarat anggota koalisi dan merumuskan tekad bersama (manifesto);
- membersihkan "rumah serikat buruh" (house clearing) dari elemen yang merugikan buruh;
- merumuskan prinsip dan pilihan ideologis koalisi yang jelas (well-defined principles);
- meningkatkan kapasitas aktifis untuk merumuskan kebijakan alternatif;
- menetapkan isu strategis sebagai agenda perjuangan bersama;
- gerakan buruh sebagai gerakan sosial (social unionism)
Untuk mengetahui secara lengkap buku ini hubungi langsung penulis, Rekson Silaban: reksonsilaban@hotmail.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H