Sudah bertahun-tahun dan menjadi tradisi yang baik warga Indonesia di Korea dalam melaksanakan Sholat Id, dilakukan di komplek Kedutaan Besar Republik Indonesia di Seoul. Tradisi baik tersebut menggambarkan betapa komplek teritorial diplomatik Indonesia di wilayah Korea Selatan tersebut berfungsi sebagai mana mestinya, yaitu menjadi pusat aktivitas dan ‘rumah’ bagi warga Indonesia di Korea. Tahun ini ada yang berbeda dimana Sholat Idul Adha 1433H, dilaksanakan di sebuah lokasi taman umum, tepatnya sebuah teater terbuka, Hwarang Park, di kota Ansan. Namun ternyata jumlah yang menghadiri Sholat Id tercatat terendah dalam 4 tahun terakhir,  yaitu hanya sekitar 300 orang, meski ada alasan lain yaitu karena bukan hari libur kerja. Ketua UNIMIG Indonesia – Korea, Gilar Budi Raharja, yang bertugas sebagai khatib dalam kesempatan yang mulia tersebut menyampaikan tentang pentingnya memaknai perayaan atau Id. Yaitu bahwa perayaan dengan Sholat dan Takbiran tersebut adalah dalam rangka mensyukuri nikmat Allah yang banyak yang telah diberikan kepada manusia sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Kautsar. Gilar mengingatkan bahwa kenikmatan yang terbesar bagi ummat Islam adalah keimanan lalu kesehatan. Sedangkan khususnya bagi Muslim Indonesia di Korea adalah diantaranya kenikmatan mendapat kesempatan hidup layak di luar negeri, baik untuk belajar maupun bekerja. Kemudian bapak dari 3 anak ini juga menyampaikan untuk mengambil pelajaran dari Nabi Ibrahim as. Yaitu bagaimana Ibrahim as. bertumpu pada harapan kepada Allah swt dan berjuang mewujudkan harapannya itu dengan gigih dan gagah. Yang pertama yaitu harapan menjadi hamba Allah yang bertauhid, bebas dari kesyirikan dan termasuk menjadi orang-orang sholeh. Kedua, adalah harapan dikaruniai keluarga (istri dan keturunan) yang sholeh, menjadi penerus dakwah dan tercukupkan rizkinya. Ketiga, harapan dan perjuangan terciptanya masyarakat yang bertaqwa kepada Allah dan selalu dihidupkan oleh gerakan dakwah di berbagai aspek kehidupan. Terakhir adalah harapan dan perjuangan terbangunnya sebuah negeri yang aman, sejahtera dan diberkahi Allah. Dalam khutbahnya juga Gilar yang juga merupakan ketua Dewan Pembina Indonesian Muslim Society in Korea dan Dewan Pembina beberapa Masjid/Mushola di Korea ini, mengajak semua elemen warga Indonesia yang ada di Korea untuk mensyukuri nikmat Allah selama berada di Korea dengan terus belajar, kemudian berkontribusi memberdayakan TKI di Korea. Karena memberdayakan mereka berarti berkontribusi membangun Indonesia dan membangkitkan Islam. Karena 99% TKI di Korea adalah Muslim dan 80% penduduk Indonesia adalah Muslim. Perjuangan dan pengorbanan untuk membangkitkan ummat adalah perwujudan Qurban dalam arti luas yang merupakan ibrah (pelajaran) dari Ibadah Qurban dan sejarah Ibrahim as. Insinyur sekaligus kandidat doktor dalam bidang pesawat tanpa awak ini menutup dengan do’a untuk diterimanya amal ibadah Muslim  Indonesia di Korea yang salah satunya berhasil mengumpulkan 55 ekor kambing dan 4 sapi Qurban yang disalurkan melalui PKPU serta do’a untuk kebaikan Muslim di Korea, Indonesia, para jema’ah Haji Indonesia dari Korea yang tahun ini berjumlah 32 orang dan do’a untuk kemajuan bangsa Indonesia seluruhnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H