Ketika peluh tak mampu lagi kuseka
Pundak kokohmu menawarkan sandaran
Ketika tangis tak mampu lagi kubendung
Peluk hangatmu siap menenggelamkan
Lantas aku masih terpaku menatapmu jauh
Ayah, mampukah tangan mungilku menggenggam jemarimu?
Uratnya terlihat jelas mengabarkan keras hidup yang kau genggam
Mampukah wajah polosku memandang raut tegarmu?
Keriputnya tergambar nyata mengabarkan berat beban memenuhi bahumuÂ
Sebanyak apapun fisikmu mengatakan kau karang
Senyum tulusmu membekukan sayang
Pun sebanyak itu pula rinduku ingin terbalas
dalam dekap waktu yang tak lekang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H