Mohon tunggu...
Un.Sriwahyuni
Un.Sriwahyuni Mohon Tunggu... -

Penyuka rak buku, langit, dan taman

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rindu yang Tak Lekang

16 Oktober 2018   16:45 Diperbarui: 16 Oktober 2018   17:54 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika peluh tak mampu lagi kuseka
Pundak kokohmu menawarkan sandaran
Ketika tangis tak mampu lagi kubendung
Peluk hangatmu siap menenggelamkan
Lantas aku masih terpaku menatapmu jauh

Ayah, mampukah tangan mungilku menggenggam jemarimu?
Uratnya terlihat jelas mengabarkan keras hidup yang kau genggam
Mampukah wajah polosku memandang raut tegarmu?
Keriputnya tergambar nyata mengabarkan berat beban memenuhi bahumu 

Sebanyak apapun fisikmu mengatakan kau karang
Senyum tulusmu membekukan sayang
Pun sebanyak itu pula rinduku ingin terbalas
dalam dekap waktu yang tak lekang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun