Mohon tunggu...
Halim Malik
Halim Malik Mohon Tunggu... Administrasi - Pendidik

HUMBLE

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bias Asa

30 Maret 2011   22:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:16 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagiku kau ibarat teratai cantik di atas telaga

Syairmu menyimpan embun segarkan dahaga

Beningkan cermin gelap nan pekat penuh jelaga

Datangnya dalam mimpi, antara tidur dan jaga

.

Antara ilusi dan nyata, antara ada dan tiada

Di alam kayangan, dunianya Bathara Narada

Kau terasa dalam dada, itupun lewat sabda

Salahkah jika kutanya di mana kau berada?

.

Mungkin inilah yang dinamakan nestapa

Tidak terhitung betapa banyaknya derita

Ruang hati begitu gelisah, penuh dukacita

Hanya sebatas mimpi saling bertegur sapa

.

Ku tak malu meski kau bilang aku pengemis

Sebab inginku bersamamu, susah tuk kutepis

Hanya kau yang mampu menghapus gerimis

Pada hasrat dan rindu yang tak pernah menipis

.

Aku tak mengenal kata dan istilah percuma

Kuharap wujudmu akan datang menjelma

Bagaikan lirik lagu, lengkap denting irama

Laksana langit indah terhias bulan purnama

.

___________________________________________________

DESA RANGKAT  menawarkan kesederhanaan cinta untuk anda,  datang, bergabung  dan berinteraksilah bersama kami

(Klik logo kami)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun