Mohon tunggu...
Herlin Variani
Herlin Variani Mohon Tunggu... Guru - Penulis Parents Smart untuk Ananda Hebat, Guru, Motivator

Penulis Parents Smart untuk Ananda Hebat, Guru, Motivator

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Keyakinan Kalahkan Kemiskinan

4 November 2020   04:40 Diperbarui: 4 November 2020   09:12 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Penulis Prents Smart untuk Ananda Hebat

"Kau miskin. Hua ha ha ha..." Ejekan teman-teman saat di bangku sekolah dasar membuat telinga panas. Namun tak berdaya memberikan perlawanan. Deraian air mata tak dapat dibendung. Menghadapi ejekan yang tak kunjung reda dari lingkungan sekitar.

"Dia tak punya tv Bu. Mau dicolokin ke mana? Ke hidunganya?" Tak ayal lagi. Tawa warga kelas pecah.

Begitu ejekan berikutnya yang diterima pada waktu yang berbeda. Kala guru kelas memberi tugas menonton berita di televisi lalu mencatat inti sari berita tersebut.

Terlihat sebuah pandangan miris. Keterbatasan secara finansial membuat adik beradik ini menjadi bulan-bulanan teman-temannya.

Namun yang menarik, setiap kali pulang ke rumah, dengan wajah digelayuti mendung, ibu mereka selalu menyambut dengan ceria. 

Beliau selalu hadir sebagai seorang sahabat yang memberikan hawa ketenangan untuk putra putrinya.

"Ah, mereka salah lihat itu. Kita ini kaya, bukan melarat atau miskin. Seseorang disebut miskin ketika mereka selalu menampungkan tangan pada orang lain. Seseorang disebut kaya, ketika mereka bisa berbagi dengan makhluk Allah yang lain. Baik itu berbagi pada manusia, maupun berbagi pada hewan sekalipun."

Begitu paparan si ibu ketika mendapat laporan dari putra putrinya terkait ejekan teman-teman mereka.

Ajaib memang, muatan energi positif yang dialirkan ibu muda itu kepada buah hatinya berdampak spektakuler. Seberat apapun duka yang didapat dari luar rumah oleh anak-anaknya, sesampai di rumah, semua duka disulap menjadi tawa bahagia oleh ibu muda tersebut.

Bahkan, suatu kali si ibu pernah berpesan. "Tak perlu membalas sakit hati dengan rasa sakit yang sama pada mereka. Jawab semua cacian mereka dengan prestasi. Buat mereka angkat topi dengan capaianmu."

Begitu yang ditekankan pada anak-anaknya. Si ibu ini juga terus membisikkan kekuatan di telinga anak-anaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun