"You cannot please everyone and you shouldn't try to please everyone." (Brian Lamacraft)
Saya tertarik untuk mengutip kembali pesan singkat Brian Lamacraft yang didapat di "Ruang Menulis Pak Cah."
Sejatinya kita tak dapat menyenangkan semua orang yang kita temui. Dan kita pun tak mesti berpayah-payah berusaha membuat semua senang dengan kita.
Jika tetap memaksakan diri, itu akan menguras energi. Why? Setiap individu yang terlahir ke dunia memiliki keunikan dan selera tersendiri. Mustahil bisa membuat mereka senang dalam waktu yang bersamaan.
So, tetap saja melangkah sesuai dengan style kita. Tetap bersikap dengan jati diri kita yang sesungguhnya. Selagi itu tidak melanggar norma-norma yang berlaku.
Begitu juga dengan untaian kata yang kita torehkan. Terus saja menulis dengan memegang prinsip positive writing. Lahirkan tulisan penuh makna dan bermanfaat untuk pembaca.
Hindari membuat tulisan yang hanya mengutamakan kesenangan pembaca, namun minim dengan nilai-nilai kebaikan. Lebih tidak bijak lagi, jika tulisan yang dilahirkan memancing kebencian pembaca pada pihak-pihak tertentu.
Itu sebuah prinsip yang selalu ditekankan oleh mentor kelas Emak-Emak Punya Karya, yakni Cahyadi Takariawan. Hal senada juga disuarakan oleh Co Mentor kelas menulis tersebut, yakni Ida Nur Laila.
Nah, bagaimana jika kita sudah berusaha menulis dengan konsep positive writing, bahasa ditata sedemikian rupa, malahan menuai beberapa respon tak sesuai ekspetasi.
Misalnya, ada sebagian kecil pembaca yang kurang nyaman dengan tulisan kita. Karena menurutnya, tulisan kaya diksi yang terlahir begitu penuh pesona dan memikat hati pasangannya yang kebetulan membaca rangkaian kalimat tersebut.
Timbullah rasa khawatir dan kecemburuan terhadap tulisan yang hadir. Khawatir pasangan akan berpaling pada pemilik tulisan. Entah itu suami atau istri yang merasakan kecemburuan tersebut.