Mohon tunggu...
Herlin Variani
Herlin Variani Mohon Tunggu... Guru - Penulis Parents Smart untuk Ananda Hebat, Guru, Motivator

Penulis Parents Smart untuk Ananda Hebat, Guru, Motivator

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bejana Kegagalan (2)

10 Oktober 2020   06:31 Diperbarui: 10 Oktober 2020   09:56 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akibatnya cukup serius. Seperti, otot kaku/lunglai, gangguan kecerdasan, gangguan berbicara, kejang, kurang respon tersehadap sentuhan, dan lain sebagainya.

Karena itu, Wesley Wee tidak pernah bisa mengontrol otot-otot tubuhnya sepenuhnya. Seumur hidup mesti menggunakan kursi roda. Ia tak mampu sekadar berpakaian atau makan sendiri.

Tapi taukah pembaca? Walau kondisinya begitu, ia bisa melahirkan sebuah buku. Waw, bagaimana bisa?  

Ia mengetik dengan menggunakan satu ibu jari saja. Namun bukan ibu jari tangan. Melainkan jempol kaki. Saya ulangi, mengetik dengan ibu jari kaki. Anda bisa bayangkan itu?

Satu persatu huruf diketikkan melalui keyboard komputer dengan jari kaki. Ia melakukannya dengan tekun. Hasilnya? Dengan ketekunan berkualitas juara, ia mampu menerbitkan buku perdana. Ia juduli bukunya "Finding Happines Againts the Odds"

Amazing. Pemuda asal Singapura ini membuktikan bahwasanya sebuah penyakit dan terlahir istimewa tak mampu menghentikan keinginan untuk berkarya. 

Dengan segala keterbatasan yang dimilikinya, ia mampu menyelesaikan buku dalam waktu lima tahun. Terlihat kesabaran yang dimilikinya begitu luar biasa.

Bagaimana dengan kita hari ini? Masih merasa pantas gagal? Masih merasa diri tak sempurnakah sobat?

Yuk kita intip poin berikutnya.

Ketiga, merasa pantas gagal karena berasal dari keluarga miskin. Tak dapat dipungkiri, memang finansial sangat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. 

Namun, apakah dengan status finansial yang kerap dicap kurang beruntung membuat seseorang layak untuk terus menderita? Tak punya hakkah mereka meraih cita? Sebelum menjawab rentetan pertanyaan tersebut, yuk kita intip dulu perjalanan tokoh juara ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun