Saat burung-burung bergegas menuju sarang
Kemudian langit pun meregang,
Jingga
Hingga hari menemui senja
Saat itulah lelaki tua mulai melangkah
Berjalan menuju pulang, menyusuri pematang
Tertatih namun tak berhenti
Walau lelah
Lelaki tua melanjutkan langkah kaki
Hingga tiba di sebuah jalan, sunyi
Senja merayap perlahan
Lelaki tua tak henti berkata tentang senja, tak hanya sekali
Semburat jingga mulai menjejak langit
Lelaki tua tak merasakan sakit
Kedua bibirnya riuh melantunkan doa
Sembari tersenyum, kembali berbicara tentang senja
Terlihat raut yang begitu letih dengan perguliran masa yang terkadang membuat raga merintih
Alih-alih tak mendapati asa
Hingga senja, dia tak pernah berkata, dusta
"Aku harus terus begini, sampai nanti!"
Lelaki tua bergumam sendiri
Senja masih memandangi, hingga lelaki tua melangkah lagi
Wajah lelaki tua itu pun mulai merapuh
Sepanjang perjalanan
Tak henti berbicara tentang senja, sembari berurai peluh
Namun tak membuatnya jera, berselimut doa
Dengan sabar membiarkan diri memaknai senja di sisa usia
Hingga terganti kelam merajai malam
Dia pun berbisik pada langit lanjut berkata,
 "Aku bukan siapa-siapa."
Niek~
Jogjakarta, 21 Maret 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H