Sepasang mata beranjak menelusuri belahan senja
Senyap menyelinap
Seruan telinga, membantah riuh yang sengaja menyergap
Jejak kelam tak segan menyapa malam
Perlahan, degup rasa kian mencekam
Mata dan telinga pun terdiam
Dalam kecamuk asa, tenggelam
Putaran cerita masih belum berpaling pada poros yang tak kunjung padam
Ketika cahaya meredup
Mata berkaca
Sang bayu bersaut
Hingga jelas terlihat rasa berpaut
Tak jarang, nyanyian alam berbisik pada helai dedaunan
Hingga waktu bergulir kian menghilang
Menelan masa, menyentuh titik usia
Tanpa sadar telinga beradu menangkap tanda
Sekejap, mata pandangi bulir jingga
Hentak segenap gurauan jelaga
Gemintang pun tak kunjung halangi netra
Mencoba bertahta demi tertata masa
Yang terlihat pun terdengar
Menjadi bagian sigap mengejar
Ketika mata dan telinga menangkap tanda
Katakan pada-Nya, kita masih menyimpan cinta
Niek~
Jogjakarta, 31 Oktober 2020