Mohon tunggu...
Ummu el Hakim
Ummu el Hakim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya seorang emak biasa

Penyuka alam dan rangkaian kata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Waspada Covid-19, Anggaplah Jalan Naik Kelas Kehidupan

5 Agustus 2020   01:51 Diperbarui: 5 Agustus 2020   02:12 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Covid 19. Sumber: kompas.tv

Posisi daging pun harus dipilah. Supaya yang bertugas mendistribusi lebih mudah. Aku membantu mengusung beberapa tas daging ke arah pintu pendistribusian.

Beberapa harus dihitung ulang. Hingga benar-benar siap diangkut petugas yang datang. Shift siang yang cukup melelahkan. Namun kami melakukan tugas dengan suka rela tanpa beban pikiran. Bahagia. Ya, itulah yang kurasakan.

Rehat menjadi bagian yang wajib dilakukan. Di tengah tugas yang belum terselesaikan. Aku dan sebagian teman pun lantas asyik menikmati hidangan yang disediakan. Jujur tak ada pikiran lain berseliweran. Hanya bahagia sampai tugas bisa dituntaskan.

Hingga tak kupedulikan dengan siapa aku berdampingan. Aku hanya punya satu pikiran. Semua yang ada saat itu dalam kondisi aman. Sesuai dengan protokol yang dianjurkan.

Usai tugas aku pun pulang dan bersih-bersih badan seperti yang biasa kulakukan usai dari bepergian. Masa tak biasa ini memang menghendaki agar kita lebih meningkatkan kedisiplinan.

Aku merasa sudah maksimal dalam menjaga apa yang harus kujaga. Yakin semua baik baik saja. Larut malam pun aku hanyut dalam rehat. Tak kurasakan hal lain selain harus istirahat.

Pagi hari, sungguh menjadi awal berkecamuknya hati. Bukan karena aku tak sehat. Namun beberapa pesan singgah di gawaiku dengan begitu cepat. Bagai arus air yang cukup kuat. Aku hanya bisa menyimak satu per satu hingga mataku seakan tak henti menatap.

"Mba jangan kemana-mana dulu. Kemarin sempat lepas masker kan pas makan?"

Aku masih belum faham. Apa yang sekiranya sudah terjadi. Hingga beberapa pesan hadir bertubi. Lanjut aku baca pesan berikutnya.

"Mba beliau positif covid 19. Kabar baru terdengar sore usai beberes qurban. Yang sempat berinteraksi dengan keluarga beliau sebaiknya karantina mandiri. Njenengan bersebelahan dengan istri beliau sewaktu makan kan?"

Astaghfirullah. Saat kutersadar, sungguh bagai sebuah mimpi yang mengguncang alam bawah sadar. Antara percaya dan tidak percaya. Aku sendiri memilih untuk tak percaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun