Sejak mula pandemi menyapa. Kami dihadapkan dua kata, siap dan waspada. Mengapa? Ya, kami sadar orang-orang di lingkungan kami memiliki mobilitas yang cukup tinggi.
Bahkan yang bekerja sebagai tenaga medis saja hampir sekian persen dari keseluruhan warga. Belum yang menjadi petugas tracking corona. Semua hidup berdampingan secara nyata.
Meski begitu kami berusaha menyikapi dengan hati bahagia. Kami percaya pada kata menjaga. Mereka sabahat pun saudara dekat.
Kami berusaha untuk taat dengan protokol yang ada. Menghindari kerumunan, jaga jarak, pun aturan cuci tangan yang baik dan benar. Rasanya semua tak henti dihembuskan. Kami pun berusaha tak melanggar aturan yang ditentukan.Â
Namun ternyata Tuhan menginginkan kondisi yang berbeda. Kami yakin bukan maksud-Nya menebar gelisah. Meski jujur kami begitu resah. Kami berusaha hadapi, walau mungkin teramat sulit dihadapi.
Pepagi kami harus menelan sebuah kenyataan. Salah seorang sahabat dinyatakan positif covid. Terkejut, takut, juga rasa tak percaya seakan melilit. Rasanya kami hanya memiliki nyali yang begitu sempit. Oleh karenanya kami berusaha bangkit.Â
Yakin pada semangat yang semakin diluaskan. Juga silaturahmi yang kian dieratkan. Tak ada kata lain selain pasrah. Ini merupakan bagian dari skenario yang begitu indah.
Kami dan beberapa orang sempat bertemu pun menjalin kontak secara langsung. Tak segan tuk mengakui dan siap jikalau diminta untuk melakukan rapid tes. Kami pastikan kondisi yang terbaik untuk semua. Sehingga karantina mandiri pun segera kami lakukan dengan segenap kesadaran. Semua demi menghadirkan sebuah kebaikan.
Kami percaya, ini merupakan tanda semakin dikuatkan tali persaudaraan. Bertepatan dengan hari yang luar biasa baik pula. Idul Adha. Kesabaran dan keikhlasan seakan terselip di antara pesan. Pada denting waktu yang dialunkan. Sahabat butuh dukungan. Barangkali Dia tak relakan semua beban dipikul sendirian.
Tenanglah. Dia mencoba membagi secara adil. Jadi tak akan ada prasangka jikalau Dia bertindak tak adil. Ini sebuah jalan. Bukan permainan. Yakin semua pasti ada tujuan. Kita hanya butuh mencari arah yang dimaksud Tuhan. Percayalah kami baik-baik saja kawan.
Niek~