Ikatan mimpi masih belum juga tergerai
Jejak jejak ilusi terus merajai
Hingga tepi kini terasa sepi
Tiang tiang mulai rapuh menanti
Â
Sejak bila kau mengerti
Kami terlampau sabar di sudut sunyi
Katakanlah, bilik bilik rindu mencari titik temu
Asaku pun kian merasuk dinding pilu
Terjebak di ruang penat
Sesak terasa menyengat
Tak bisa bergerak
Hanya diam walau tak hanya sesaat
Tak kusangka, laju yang kian cepat
Melesat kuat
Satu per satu berjatuhan
Tersebab saling berdekatan
Hebat!
Manusia kalah telak
Apa kau masih meragukan waktu?
Jangan tunda, simpan telunjukmu
Hentikan laju itu!
Banyak jiwa menunggu
Tangan tangan mulai dibungkam
Jari jari tak henti ditengadahkan
Kau! Atau mereka!
Sudahlah tak ada guna bicara
Simpan telunjukmu saja
Biarkan bumi mengurai bahagia
Jangan saling menyalahkan
Bumi tak butuh dipersalahkan
Dia pun tak ingin dipertentangkan
Telunjukmu kan jadi saksi terdepan
Bumi hanya inginkan tindak
Bukan saling ucap tak sedap
Agar pandemi segera lenyap
Mari simpan telunjuk, perbanyaklah bijak
Niek~
Jogjakarta, 4 April 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H