Mohon tunggu...
Ummu el Hakim
Ummu el Hakim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya seorang emak biasa

Penyuka alam dan rangkaian kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Simpan Telunjuk

4 April 2020   10:53 Diperbarui: 4 April 2020   11:12 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : pixabay.com

Ikatan mimpi masih belum juga tergerai
Jejak jejak ilusi terus merajai
Hingga tepi kini terasa sepi
Tiang tiang mulai rapuh menanti
 
Sejak bila kau mengerti
Kami terlampau sabar di sudut sunyi
Katakanlah, bilik bilik rindu mencari titik temu
Asaku pun kian merasuk dinding pilu

Terjebak di ruang penat
Sesak terasa menyengat
Tak bisa bergerak
Hanya diam walau tak hanya sesaat

Tak kusangka, laju yang kian cepat
Melesat kuat
Satu per satu berjatuhan
Tersebab saling berdekatan

Hebat!
Manusia kalah telak
Apa kau masih meragukan waktu?
Jangan tunda, simpan telunjukmu

Hentikan laju itu!
Banyak jiwa menunggu
Tangan tangan mulai dibungkam
Jari jari tak henti ditengadahkan

Kau! Atau mereka!
Sudahlah tak ada guna bicara
Simpan telunjukmu saja
Biarkan bumi mengurai bahagia

Jangan saling menyalahkan
Bumi tak butuh dipersalahkan
Dia pun tak ingin dipertentangkan
Telunjukmu kan jadi saksi terdepan

Bumi hanya inginkan tindak
Bukan saling ucap tak sedap
Agar pandemi segera lenyap
Mari simpan telunjuk, perbanyaklah bijak

Niek~
Jogjakarta, 4 April 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun