Mohon tunggu...
Ummu el Hakim
Ummu el Hakim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya seorang emak biasa

Penyuka alam dan rangkaian kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Tubuh dalam Sunyi

19 Februari 2020   16:12 Diperbarui: 19 Februari 2020   16:11 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : pixabay.com/T_ushar

Saat kuterhanyut langkah, lelah
Tatapan memasung pasrah, resah
Melucuti diri di persimpangan, gelisah
Kupandangi jejak yang tertinggal, gundah

Ada apa gerangan rasa?
Sesosok tubuh tak berdaya
Mencoba bertahan dalam hampa
Diam, tanpa kata

Di tengah gerimis, masih tersisa tangis
Semburat mata tak sembunyikan ragu, menuai kisah sendu
Hampir mati
Namun tak meratapi mimpi

Aku terpana
Sisa raga berdiri tegak, tegar tanpa gurat kecewa
Sekuat tenaga, akar bertahan
Meski menahan beban dikesunyian

Dedaunan entah berapa lama pergi
Tinggallah tulang batang mengurai tawa seorang diri
Dalam sunyi, tak lelah menyapa
Jiwa yang bersanding dengan semesta

Tubuh itu terlihat rapuh
Namun hati begitu kuat tak kenal keluh
Peluh mengais hingga terkikis dalam dekap tangis
Sungguh tragis, namun dia bukan pengemis

Kesunyian pantang belenggu raga
Saat itulah mata menatap bangga
Cintailah bumi dengan segenap rasa

Hingga, tubuh dalam sunyi tak lagi merasakan nestapa
Kau pasti faham apa yang Aku pinta
Wahai manusia, dengarlah kisah mereka

Niek~
Jogjakarta, 19 Februari 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun