Saat kuterhanyut langkah, lelah
Tatapan memasung pasrah, resah
Melucuti diri di persimpangan, gelisah
Kupandangi jejak yang tertinggal, gundah
Ada apa gerangan rasa?
Sesosok tubuh tak berdaya
Mencoba bertahan dalam hampa
Diam, tanpa kata
Di tengah gerimis, masih tersisa tangis
Semburat mata tak sembunyikan ragu, menuai kisah sendu
Hampir mati
Namun tak meratapi mimpi
Aku terpana
Sisa raga berdiri tegak, tegar tanpa gurat kecewa
Sekuat tenaga, akar bertahan
Meski menahan beban dikesunyian
Dedaunan entah berapa lama pergi
Tinggallah tulang batang mengurai tawa seorang diri
Dalam sunyi, tak lelah menyapa
Jiwa yang bersanding dengan semesta
Tubuh itu terlihat rapuh
Namun hati begitu kuat tak kenal keluh
Peluh mengais hingga terkikis dalam dekap tangis
Sungguh tragis, namun dia bukan pengemis
Kesunyian pantang belenggu raga
Saat itulah mata menatap bangga
Cintailah bumi dengan segenap rasa
Hingga, tubuh dalam sunyi tak lagi merasakan nestapa
Kau pasti faham apa yang Aku pinta
Wahai manusia, dengarlah kisah mereka
Niek~
Jogjakarta, 19 Februari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H