Mohon tunggu...
Ummu el Hakim
Ummu el Hakim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya seorang emak biasa

Penyuka alam dan rangkaian kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sentuhan Air Mata Cinta

12 Februari 2020   18:36 Diperbarui: 12 Februari 2020   19:05 913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjelang senja
Kembali merajut asa
Pada sebening rasa
Berkaca di keabadian cinta-Nya

Riuh,
Bangga menatap ujung masa
Basuh,
Ruang rindu yang membara

Aku terpana
Gemulai awan dari balik mega
Berarak menuju sehampar sabana
Rerumputan memangku selaksa nuansa

Aku terdiam,
Tak sedikit pun bergumam
Mata terpejam
Raga ditikam rintik menghujam

Gurauan alam semakin dihempaskan
Air mata pun berjatuhan
Membasuh sudut harapan
Menuang mimpi di kesunyian

Sungguh, tak selamanya duka disemaikan
Pada sebidang suka ditebarkan
Begitu pun nyanyian semesta
Terselip hikmah dibalik cerita

Tertulis dari apa yang dipinta
Terbaca pada cara-Nya merangkai masa
Membingkai kerinduan
Hanyut dalam arus penantian

Di sehampar permadani, petani bersorak
Menyambut awan berarak
Bulir bulir padi memagut rindu
Tersenyum menepis benih ragu

Tetiba, jiwa jiwa sampurkan cita
Pada sentuhan air mata cinta
Berpayung kesyukuran
Berlindung harapan, demi kebahagiaan kehidupan

Niek~
Jogjakarta, 12 Februari 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun